b. Rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy)
Dalam paradigma ini,  pilihannya adalah antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya. Kita bisa memilih untuk berlaku adil dengan memperlakukan hal yang sama bagi semua orang,  atau membuat pengecualian dengan alasan  kemurahan hati dan kasih sayang.
c. Kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
Kejujuran dan kesetiaan seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi dilema etika. Kadang kita harus memilih antara jujur atau setia (atau bertanggung jawab) kepada orang lain. Apakah kita akan jujur menyampaikan informasi berdasarkan fakta atau kita akan menjunjung nilai kesetiaan pada profesi, kelompok tertentu, Â atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya.
d. Jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term)
Paradigma ini  menuntut kita untuk memilih kebutuhan jangkan pendek atau jangka panjang. Seringkali kita harus memilih keputusan yang kelihatannya terbaik untuk saat ini atau yang terbaik untuk masa yang akan datang. Paradigma ini bisa terjadi pada hal-hal yang setiap harinya terjadi pada kita, atau pada lingkup yang lebih luas misalnya pada isu-isu dunia secara global, misalnya lingkungan hidup dan lain lain.
4. Tiga Prinsip Pengambilan Keputusan:
a. Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)
Pada prinsip ini, seorang pemimpin mengambil keputusan hanya mementingkan hasil akhirnya saja. Aspek-aspek lainnya tidak dilihat bahkan diamabaikan.
b. Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)
Pada prinsip ini, seorang pemimpin mengambil keputusan berpatokan pada peraturan yang telah dibuat. Peraturan dilihat sebagai nilai tertinggi yang tidak bisa dilawan atau diganggu.