1. Fokus pada Coachee
Pada proses coaching, seorang coach harus memusatkan perhatian pada coachee yang dikembangkan. Pada proses mengembangkan coachee, pusat perhatian coach adalah coacheenya, bukan situasi yang dibawakannya dalam percakapan. Apabila coach memfokuskan diri pada topic yang dibawakan oleh coachee akan membuat coachee berkembang sesuai keinginannya.
2. Bersifat Terbuka Dan Ingin Tahu
Seorang coach mengembangkan coachee dalam proses coaching sangat penting untuk mengedepankan keterbukaan terhadap pemikiran-pemikiran coacheenya. Coachee yang mampu berpikir terbuka saat proses coaching hanya coach yang selalu berpikir netral terhadap segala sesuatu yang disampaikan oleh coacheenya. Itu berarti, seorang coach harus selalu menghindari adanya penghakiman atau asumsi atas apa yang disampaikan oleh rekan atau coachee. Coach berusaha mengubah pikiran tersebut dalam bentuk pertanyaan untuk mengonfirmasi asumsi secara hati-hati.
3. Kesadaran Diri yang Kuat
Proses coaching dapat berjalan dengan baik dan berhasil bila coah memiliki kesadaran diri yang kuat. Sebab kesadaran diri yang kuat sangat membantu coach menangkap adanya perubahan yang terjadi selama proses percakapan dengan coachee. Kesadaran diri yang kuat membantu coach menangkap emosi/energy yang timbul dan mempengaruhi percakapan, baik dari dalam diri sendiri maupun dari rekan dalam coaching.
4. Mampu Melihat peluang Baru dan Masa Depan
Coach dalam proses coaching diharapkan mampu melihat peluang perkembangan yang ada saat ini dan membawa coachee melihat masa depannya sendiri. Coach berusaha mendorong coachee agar selalu fokus pada masa depan, karena situasi masa depan itulah yang bisa diubah, bukan situasi saat ini. Karena itu, fokusnya adalah penemuan solusi oleh coachee atas persoalannya, bukan pada masalahnya.
Selain memiliki beberapa paradigm, coaching juga mempunyai beberapa prinsip. Kedua hal ini sangat penting dalam proses coahing. Karena itu, seorang coach harus memahami hal ini secara baik agar mampu menjadi coach yang profesional. Beberapa Prinsip Coaching antara lain:
1. Kemitraan
Seorang coach adalah mitra dari coachee. Posisi keudanya setara. Coach dan caochee melihat satu sama lain sebagai pihak yang setara, tidak ada yang lebih tinggi dan lebih rendah. Coach menjadi rekan berpikir bagi coachee untuk dalam membantu coachee belajar dari dirnya sendiri. Karena itu, coach harus  percaya diri saat mengembangkan rekan sejawat yang lebih tua dan menumbuhkan rasa rendah hati saat mengembangkan rekan sejawat yang lebih muda dan pengalamannya lebih sedikit. Selain itu, coach dalam mengembangkan coachee perlu juga mengedepankan tujuan coachee. Coachee memiliki tujuannya saat melaksanakan pengembangan. Coach harus selalu mengedepankan tujuan coachee tersebut.