Sebagai seorang pelayan yang menuntun murid dengan keberagaman kebutuhannya dengan cara menyediakan lingkungan dan pengalaman belajar terbaik bagi mereka agar mereka sampai pada kebahagiaan dan keselamatannya, maka guru perlu yakin bahwa semua orang pasti bisa sukses dalam belajarnya, adil itu bukan menyamaratkan bantuan yang diberikan, setiap orang itu unik demikian cara belajarnya, praktek pembelajaran dalam kelas perlu dilihat soal efektif dan tidaknya berdasarkan pengalaman dan evaluasi, guru sebagai pemimpin pembelajaran menjadi kunci keberhasilan pembelajaran di dalam kelas, dan untuk bisa dukungan lingkungan/komunitas yang lebih besar sangat diperlukan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenankan peserta didik.
Keunikan murid yang tergambar dalam keberagaman kebutuhan belajar ini perlu direspon baik oleh guru agar memenuhi kebutuhan belajarnya secara tepat sasaran dan efektif. Kebutuhan belajar murid terdiri dari kesiapan belajar, minat belajar dan profil belajar. Akan terjadi kesenjangan belajar (learning gap) bila keunikan dan keberagaman itu tidak direspon secara baik dan benar. Untuk itu, guru perlu menerapkan pembelajaran berdiferensiasi agar pencapaian yang ditunjukkan murid sesuai dengan potensi pencapaian yang seharusnya dapat ditunjukkan oleh murid tersebut.
B. Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran  berdiferensiasi  adalah  serangkaian  keputusan  masuk  akal (common  sense)  yang  dibuat  oleh  guru  yang  berorientasi  kepada  kebutuhan murid. Keputusan-keptusan yang dibuat oleh guru dalam konteks ini sangat berkaitan dengan upaya guru memenuhi kebutuhan belajar murid. Keputusan-keptusan yang dimaksudkan adalah:
1. Tujuan pembelajaran dirumuskan dan disampaikan kepada murid secara jelas. Para murid juga diberi kesempatan untuk merumuskan tujuan pembelajarannya sendiri sesuai dengan tema yang dipelajari.
2. Rancangan pembelajaran yang disusun merupakan tanggapan atas kebutuhan belajar murid. guru menyesuasikan rencana pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar murid.
3. Guru menciptakan lingkungan belajar yang mengundang murid untuk belajar dan bekerja keras. Guru menciptakan suasan dan memastikan murid di kelas tahu bahwa mereka selalu memiliki pendukung selama proses pembelajaran.
4. Guru mengatur kelas yang efektif. Hal-hal yang berkaitan dengan prosedur, rutinitas, metode, harus lebih fleksibel. Selain itu, struktur pembelajarannya juga harus jelas.
5. Penilaian berkelanjutan. Guru memerlukan informasi yang digunakan untuk mengetahui perkembangan setiap murid di kelas. Informasi itu diperoleh melalui proses penilaian formatif. Hal ini sangat penting dilakukan secara kontinuitas agar guru bisa mengetahui muridnya yang lebih cepat mencapai tujuan pembelajarannya dan juga yang agak lambat. Juga sebagai bahan mengevaluasi evektifitas proses pembelajaran.
Pembelajaran berdiferensiasi dilakukan dengan pertama-tama guru memetakan kebutuhan belajar murid. Tomlinson (2001) dalam bukunya yang berjudul How to Differentiate Instruction in Mixed Ability Classroom menyampaikan bahwa kita dapat mengkategorikan kebutuhan belajar murid, paling tidak berdasarkan 3 aspek yakni Kesiapan belajar (readiness) murid, Minat murid dan Profil belajar murid. Pengalaman selama menjadi guru, dapat dilihat bahwa murid akan menunjukkan kinerja yang lebih baik jika tugas-tugas yang diberikan sesuai dengan keterampilan dan pemahaman yang mereka miliki sebelumnya (kesiapan belajar/ readiness), jika tugas-tugas tersebut memicu keingintahuan atau hasrat dalam diri seorang murid (minat), atau jika tugas itu memberikan kesempatan bagi mereka untuk bekerja dengan cara yang mereka sukai (profil belajar). Untuk itu, sangat penting untuk memetakan kebutuhan belajar murid sebelum merancang sebuah proses pembelajaran.
Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas untuk mempelajari materi, konsep, atau keterampilan baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat kesiapan murid akan membawa murid keluar dari zona nyaman mereka dan memberikan mereka tantangan, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang memadai, mereka tetap dapat menguasai materi atau keterampilan baru tersebut.