Mohon tunggu...
Abidah Rolian Lea Kharima
Abidah Rolian Lea Kharima Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi Hubungan Internasional Universitas teknologi Yogyakarta

Menyukai belajar bahasa baru.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Memahami Persamaan dan Perbedaan Antara Realisme, Neo-Realisme, Liberalisme, dan Neo-Liberalisme

20 Oktober 2024   15:30 Diperbarui: 20 Oktober 2024   15:36 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika kaum realis fokus dalam memperkuat militer untuk keamanan negara dan perlindungan dari ancaman eksternal, kaum liberalis menggunakan kekuatan ekonominya melalui kerjasama dan diplomasi untuk mencegah adanya ancaman dari luar.

Terlepas dari perbedaannya, keempat teori tersebut membahas isu serupa seperti kedaulatan dan keamanan nasional. Namun, keduanya berbeda secara signifikan dalam persyaratannya untuk mencapai stabilitas  hubungan internasional. Kaum realis berpendapat bahwa konflik tidak bisa dihindari karena  perebutan kekuasaan, sementara kaum liberal menganjurkan strategi kerja sama melalui diplomasi dan perjanjian multilateral.

Sebenarnya, teori-teori di atas berpendapat bahwa negara merupakan aktor utama dalam sistem hubungan internasional meskipun memiliki kepentingan yang berbeda. 

Realisme dan Neo-Realisme menganggap sistem internasional anarkis karena tidak ada pemerintahan dunia yang dapat mengatur atau menghukum negara-negara. Meskipun tidak menggunakan terminologi "anarkis," Liberalisme dan Neo-Liberalisme secara tidak langsung mengakui kompleksitas dan ketidakpastian dalam interaksi internasional, namun dengan fokus lebih pada kerjasama.

Semua teori merespon struktur internasional dengan mengakui bahwa struktur sistem internasional dapat mempengaruhi perilaku negara. Seperti pada realisme dan Neo-realisme yang meekankan struktur anarkis untuk mencapai kepentingan negara, sedangkan Liberalisme dan Neo-Liberalisme menekankan pentingnya kerjasama dan interdependensi dalam mewujudkan kedamaian dunia.

Selain itu, semua teori juga berpendapat bahwa semua negara bertindak secara rasional dalam menjalani strategi internasional, meskipun mereka memiliki definisi rasionalitasnya masing-masing.

Meskipun teori-teori ini memiliki pendekatan dan perspektif yang berbeda, mereka juga memiliki beberapa titik kesamaan dalam memahami dinamika hubungan internasional. Oleh karena itu, memahami persamaan dan perbedaan ini sangatlah penting untuk menganalisis isu-isu global yang ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun