"Ada yang tiba-tiba membuatmu merasa harus pergi ?"
"Entahlah, saat di rumahmu nanti aku ingin membuka internet. Mungkin ada sebab yang bisa menjelaskan perasaanku ini. Sudah satu bulan lebih aku tidak berkomunikasi dengan orang-orang Lanzones."
"Ya. Tapi.....apakah itu benar-benar tidak ada hubungannya dengan rahang kananmu yang sedikit berbeda itu ?"
"Oh, ini hanya terbentur benda keras di kamarmu. Maklum semalam mengantuk sekali."
"Aku harap itu bukan karena pukulan keras dari tangan Janet."
"He...he....Justru Janet yang memakaikan selimut yang lupa aku pakai. Ayo, jalan lagi !"
*************
Rumah Ibu Patricia sangat asri. Kedatangan kami disambut oleh tiga anaknya yang langsung berlari ke arah Sam. Sam terlihat akrab sekali dengan mereka. Hanya beberapa menit kami langsung minta diri untuk naik ke atas bukit di belakang rumah Beliau. Melalui teropong yang Sam bawa, dari atas pohon kami bisa memperkirakan jalur-jalur alternatif yang bisa dilewati menuju sasaran. Tidak ada dua jam kami menuruni bukit, kembali ke rumah Ibu Patricia dan berpamitan untuk kembali ke Wacola.
"Sam, aku cuma bisa membantu membuatkan peta ini. Kau dengan orang-orang Wacola pasti bisa menyelamatkan ayah Janet. Ben sangat mengerti hutan. Ia pasti akan sangat membantu. Teman-temannya bisa jadi juga begitu."Â Sam masih konsentrasi menyetir mobilnya namun aku yakin ia masih memperhatikan kata-kataku.
Sampai di Wacola. Di kamar Sam, aku terkejut melihat kondisi Janet. Badannya panas dan mengigau meminta dibawa ke rumah Ibu Helena.Roma berada di sisi tempat tidur Sam.
"Siapa Ibu Helena, Sam ?" Tanyaku.