Beberapa waktu lalu aku kembali sangat serius untuk belajar bahasa Inggris. Di usia yang sudah tidak muda lagi. Tetapi karena tuntutan pekerjaan dan mimpi yang belum selesai, akhirnya aku harus melawan diri sendiri untuk mengejar ketertinggalan itu.
Kali ini, tingkat bahasa Inggris yang kupelajari lebih pada bagaimana menyajikan fakta dan data dalam sebuah tulisan. Ada banyak terminologi teknis, khususnya di dunia energi yang tidak aku ketahui sebelumnya.
Untuk "tenggelam" dalam dunia energi, terminologi yang hendaknya dikuasai bukan hanya pada sektor ilmu keteknikan, melainkan juga ilmu ekonomi, akuntansi, kimia, biologi, dlsb. Keribetan ini sangat menantang karena memang aku sendiri bukan berlatarbelakang salah satu di antaranya.
Syukur aku punya beberapa teman yang mau menolong.Â
Setidaknya aku punya 3 teman dekat untuk belajar bahasa Inggris yang lebih dalam dan serius. Satu teman asal Azerbaijan yang sedang mengikuti pendidikan master degree di salah satu universitas. Satu teman sedang meniti pendidikan doktoral di luar negeri dan kebetulan jurusannya ekonomi. Satu teman lagi sedang menyelesaikan tesisnya dalam jurusan pendidikan bahasa Inggris.
Ada banyak cara untuk belajar bahasa Inggris secara otodidak, aku tahu ini.Â
Tetapi yang utama untukku adalah adanya partner yang mampu memberi penilaian baik dari pronunciation, istilah teknis, juga punya waktu untuk itu. Belajar dengan ketiga teman tadi membuatku lebih bersemangat, mereka sangat membantu dan aku pikir profesional untuk mendidik.
Mereka bertiga punya kesamaan, yakni sedang tidak berada pada fase membina hubungan khusus dengan pria lain. Satu bonus yang aku dapatkan di luar ekspektasi sebelumnya.Â
Tetapi makin ke sini ternyata akibatnya fatal.
Untuk membantu pembaca yang barangkali juga sedang belajar bahasa asing, berikut aku sampaikan 3 metode belajar yang kami pakai.