Sedikit melelahkan tetapi komunikasi bisa lancar dan juga menambah wawasan baru.
Lalu apakah pembaca penasaran dengan bahasa cinta? Haha. Tentu saja, tetapi kamu harus tahu bahwa si striker tadi juga tahu batas ekspektasi dan realita.Â
Tentu ada niat lebih jauh, tetapi kembali kepada apa yang real, tidak muluk-muluk.Â
Lagian, siapalah hamba yang tidak lebih dari sifat seekor lalat yang hinggap saat ada manis-manisnya saja, haha. Mungkin lebih cocoklah dengan wanita lokal karena wanita lokal itu lebih dari istimewa, woaha!!!
Doakanlah semoga bisa, haha.Â
Tapi tampaknya tidak bisa, mungkin lain waktu aku akan cerita karena komunikasi kami sudah berhenti beberapa lama.Â
Dan aku juga seperti sudah segan menyapa kembali, sekaligus juga aku disibukkan dengan target pekerjaan.Â
Makan dulu diutamakan baru cinta, kalimat yang sering mendengung di telingaku.
Dom Asteria
Berteman sebatang permen karet, 13 Juli 2021
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H