Ketika kematian datang, itu bukanlah akhir dari segalanya. Karena sesungguhnya kematian hanya pintu awal menuju perjalanan yang abadi yang perlu diresapi dengan iman, karena dengan iman itulah kita akan menilik setiap hikmah yang ada untuk dijadikan pelajaran sekaligus bekal untuk hari akhir.Â
Mengutip dalam Tafsir Al-'Usyr Al-Akhir dari Al Qur'an Al Karim, berikut adalah gambaran perjalanan abadi yang akan dilewati oleh setiap makhluk,yaitu:
Persinggahan awal menuju ke akhirat. Ia merupakan lubang neraka bagi orang kafir dan orang munafik, namun merupakan taman bagi orang mukmin. Ada siksa di dalam kubur atas beberapa maksiat, seperti: tidak membersihkan diri dari air kencing, mengadu domba, berkhianat dalam hal rampasan perang, dusta, tidur melalaikan shalat, tidak membaca Al-Qur'an, berzina, homoseksual, riba, tidak membayar hutang dan sebagainya.Â
Yang dapat menyelamatkan dari siksa kubur adalah: amal saleh yang ikhlas karena Allah. berlindung kepada Allah dari siksa kubur, membaca Surat Al-Mulk dan sebagainya. Yang dilindungi dari siksa kubur adalah: orang yang mati syahid, orang yang menjaga perbatasan dari musuh, orang yang meninggal pada hari Jum'at, orang yang meninggal karena sakit perut, dan sebagainya.
- Tiupan Sangkakala
lalah sangkakala besar yang dikulum oleh Israfil. menunggu kapan diperintahkan untuk meniupnya, yaitu: tiupan faza (kematian). Dan berdasarkan firman Allah: Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. (An-Naml: 87)
Maka hancurlah alam semesta. Kemudian setelah empat puluh masa ditiuplah dengan tiupan ba'ts (kebangkitan), berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta'ala: "Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannnya masing-masing)." (Az-Zumar: 68)
Â
Kemudian Allah menurunkan hujan, maka tumbuhlah jasad-jasad (dari sebiji tulang pangkal ekor) dan menjadi ciptaan baru yang tidak mati. Mereka berbaris dalam keadaaan tidak beralas kaki dan tidak berpakaian. Mereka bisa melihat para malaikat dan jin, bergegas sesuai dengan amal perbuatan mereka.
Allah mengumpulkan semua makhluk untuk dihisab. Mereka semua berada dalam kondisi ketakutan seperti orang mabuk, pada hari yang agung masanya setara dengan lima puluh ribu tahun. Seakan-akan dunia mereka hanyalah sesaat saja. Matahari menjadi dekat sejauh satu mil, dan manusia tenggelam dalam keringat mereka sesuai dengan amal perbuatan mereka. Pada hari itu terjadi perseteruan antara orang-orang yang lemah dan para pembesar mereka (ketika di dunia). Orang kafir berseteru dengan sesamanya, dengan setannya dan dengan anak buahnya, dan mereka saling melaknat.Â
Orang yang zhalim akan menggigit kedua tangannya. Neraka Jahannam pun didatangkan, ditarik dengan tujuh puluh ribu tali kekang, setiap tali kekang ditarik oleh tujuh puluh ribu malaikat. Jika orang kafir melihatnya, ia berharap menjadikan dirinya sebagai tebusan atau menjadi debu. Adapun para pelaku maksiat, maka orang yang tidak membayar zakat, hartanya dijadikan lempengan api lalu ia disetrika dengannya. Sedang orang-orang yang sombong dan angkuh, mereka dikumpulkan bagaikan semut.Â
Para pelanggar janji, pengkhianat dan perampas harta orang lain akan diungkap kejahatannya, dan pencuri akan datang dengan membawa barang curiannya. Segala sesuatu yang tersembunyi akan ditampakkan. Adapun orang-orang yang bertakwa, hal itu tidak menjadikan mereka takut, bahkan hal itu berlalu bagaikan Shalat Zhuhur.
- Syafaat: Syafaat UzhmaÂ
manusia pada hari mahsyar agar dibebaskan dari malapetaka yang hebat dan segera dihisab. Adapun Syafaat Ammah (umum) adalah bagi Nabi dan selain beliau, seperti mengeluarkan orang-orang yang beriman dari neraka dan mengangkat derajat mereka.
- Hisab (Perhitungan)Â
Manusia dihadapkan kepada Rabb mereka dengan bersaf- saf. Kemudian diperlihatkan amal perbuatan mereka, dan mereka dimintai pertanggung-jawabannya. Begitu pula tentang umur, masa muda, harta benda, ilmu, janji, kenikmatan, pendengaran, penglihatan dan hati. Orang kafir dan munafik akan dihisab di hadapan seluruh makhluk. untuk mempermalukan mereka dan menegakkan hujjah atas mereka; dan agar manusia, bumi, siang dan malam, harta benda, malaikat, dan seluruh anggota badan menjadi saksi atas diri mereka, sehingga terbuktilah dosa-dosa mereka dan mereka pun mengakuinya.
Sedangkan orang mukmin, Allah akan menghisabnya secara berduaan dengannya. Maka Allah akan memperlihatkan kepadanya segala dosanya dan ia pun akan mengakuinya, sehingga ketika ia melihat dirinya pasti akan binasa, Allah berfirman padanya: "Aku telah menutupi dosa-dosamu itu di dunia, dan Aku mengampuninya bagimu pada hari ini" Umat yang pertama kali dihisab adalah umat Muhammad, dan amalan yang pertama kali dihisab adalah shalat. Sedangkan hukum yang pertama kali diputuskan adalah perkara pertumpahan darah.
- Catatan Amal KemudianÂ
Catatan amal perbuatan manusia pun dibagikan, maka mereka menerima suatu kitab yang: "Tidak meninggalkan sesuatu kecil dan tidak (pula) sesuatu besar, melainkan ia mencatat semuanya". (Al-Kahfi: 49)
Orang mukmin menerimanya dengan tangan kanan, sedang orang kafir dan munafik menerimanya dengan tangan kiri dari belakang punggungnya.
- Â Mizan (Neraca)Â
Kemudian amal perbuatan semua makhluk ditimbang untuk diberikan kepada mereka balasannya, dengan timbangan yang hakiki dan teliti sekali. Neraca ini mempunyai dua piringan, menjadi berat dengan perbuatan amal-amal yang sesuai dengan syariat dan ikhlas karena Allah. Di antara yang memberatkan Neraca tersebut adalah ucapan: "Laa ilaaha Illallah" (tidak ada tuhan yang hak selain Allah), akhlak yang baik, dan dzikir, seperti bacaan: Al-hamdulillah, Subhanallah wa Bihamdihi Subhanallahil Adzim (Maha Suci Allah dan puji untuk-Nya, Maha Suci Allah Yang Maha Agung). Umat manusia menerima putusan sesuai dengan kebaikan dan kejelekan mereka.
- Haudh (Telaga)Â
Kemudian orang-orang mukmin mendatangi haudh (telaga). Siapa yang meminumnya maka tidak akan pernah merasa haus selamanya. Setiap nabi mempunyai haudh (telaga), yang paling agung adalah haudh Nabi Muhammad Airnya lebih putih dari susu, lebih manis dari madu, dan lebih wangi dari minyak kasturi. Bejananya terbuat dari emas dan perak, dan banyak seperti bilangan bintang. Panjangnya lebih jauh dari jarak antara Kota Ailah di Yordania dan Kota Aden di Yaman. Airnya mengalir dari Sungai al-Kautsar.
- Ujian Bagi Kaum MukmininÂ
Pada hari akhir di padang Mahsyar, orang-orang kafir mengikuti tuhan-tuhan yang mereka sembah, lalu menghantarkan mereka ke neraka secara berbondong-bondong seperti kawanan binatang ternak, di atas kaki-kaki mereka atau di atas wajah-wajah mereka. Tidak ada yang tersisa kecuali orang-orang mukmin dan orang-orang munafik. Kemudian datanglah Allah kepada mereka dan berfirman: "Apakah yang kalian tunggu?" Mereka menjawab: "Kami menunggu Rabb kami." Maka mereka mengetahui-Nya ketika betis-Nya disingkap, lalu mereka bersimpuh sujud kecuali orang-orang munafik. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
Pada hari betis disingkaplan dan mereka dipanggil untuk bersujud; maka mereka tidak kuasa." (Al-Qalam: 42)
Lalu mereka mengikuti Rabb mereka, Dia pun membentangkan shirath (titian) untuk mereka lewati. Orang-orang mukmin pada saat itu diberi cahaya oleh-Nya, sedang cahaya orang-orang munafik dipadamkan.
- Shirath (Titian)Â
Berupa jembatan yang membentang di atas neraka Jahanam untuk dilewati oleh orang-orang mukmin menuju ke surga. Nabi menggambarkan bahwa shirath itu: Licin dan menggelincirkan, di sana terdapat kait-kait seperti duri Pohon Sa'dan, lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang. (HR. Muslim)
Di tempat inilah orang-orang mukmin diberikan cahaya sesuai dengan amal perbuatan mereka. Yang paling tinggi dari mereka besar cahayanya seperti gunung. dan yang paling rendah dari cahayanya terdapat pada ujung jempol kakinya. Cahaya itu menyinari mereka sehingga mereka melewati shirath sesuai dengan amal perbuatan mereka. Ada orang mukmin yang melewati shirath itu secepat kedipan mata, ada yang secepat kilat, ada yang secepat angin, ada yang secepat burung, ada pula yang secepat kuda pilihan terbaik, dan secepat unta tunggangan. Ada yang selamat tanpa cacat, ada yang tergores akan tetapi selamat, dan ada pula yang terjatuh ke dalam neraka jahannam". (Muttafaq Alaih).
Adapun orang-orang munafik, mereka tidak mendapatkan cahaya, maka mereka pun kembali, namun berdirilah pagar pemisah antara mereka dan orang-orang mukmin. Lalu mereka menyebrangi shirath, maka satu persatu dari mereka berjatuhan ke dalam api neraka.
- NerakaÂ
Masuk ke dalam neraka orang-orang kafir, kemudian orang-orang mukmin yang berdosa, kemudian orang-orang munafik. Dari setiap seribu orang yang masuk adalah 999 orang. Neraka mempunyai tujuh pintu. Apinya lebih panas tujuh puluh kali dari api dunia. Tubuh orang kafir di dalam neraka menjadi besar agar merasakan pedihnya siksaan. Maka jarak antara kedua pundaknya menjadi sejauh perjalanan tiga hari, gigi gerahamaya sebesar gunung uhud, kulitnya menjadi tebal, setiap kali kulit itu hangus diganti dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan siksaan.
Minuman mereka adalah air yang sangat panas dapat mencabik-cabik usus mereka. Makanan mereka adalah pohon Zaqqum (sejenis  pohon yang tumbuh di neraka). Ghislin (darah dan nanah yang keluar dari daging penghuni neraka), dan Shadid (darah yang bercampur dengan nanah). Yang paling ringan siksanya adalah orang yang kedua telapak kakinya beralaskan bara api sehingga otaknya mendidih. Dalam neraka terdapat pembakaran kulit, pelelehan, penghangusan, penyeretan, belenggu dan rantai.
Neraka pada dasarnya sangat dalam sekali, sekiranya seorang anak yang baru lahir dilemparkan ke dalamnya, setelah tujuh puluh tahun baru mencapai dasar tersebut. Bahan bakarnya adalah orang-orang kafir dan batu, udaranya adalah angin yang sangat panas, naungannya adalah asap yang hitam pekat, api pakaiannya yang memakan segala sesuatu tanpa meninggalkan sisa. Ia menggeram, bergemertak, dan membakar kulit hingga ke tulang dan jantung.
- Qantharah (Jembatan)Â
Nabi bersabda: "Orang-orang mukmin selamat dari neraka, namun mereka ditahan di atas qantharah (jembatan) antara surga dan neraka, maka ada di antara mereka dipotong kebaikannya dan diberikan kepada orang lain karena kezhaliman yang pernah dilakukannya ketika di dunia. Setelah dibersihkan dan disucikan dari itu semua, mereka pun diizinkan untuk masuk ke surga. Demi Allah yang jiwa Muhammad berada di Tangan-Nya, sungguh salah seorang dari mereka lebih mengetahui rumahnya di surga daripada rumahnya ketika masih di dunia. (Al-Bukhari)
- Â Surga
Surga adalah tempat kediaman bagi orang-orang mukmin. Bangunannya terbuat dari perak dan emas, adukannya dari minyak kasturi, kerikilnya dari mutiara dan batu permata, dan debunya dari za'faran. Surga mempunyai delapan pintu. Setiap pintu lebarnya sejauh tiga hari perjalanan, akan tetapi pintu tersebut penuh sesak. Di surga terdapat seratus tingkatan, jarak antara satu tingkatan dan tingkatan lainnya seperti jarak antara langit dan bumi. Tingkatan yang paling tinggi adalah Firdaus. Dari Firdaus inilah mengalir sungai-sungai surga. Atap dari Firdaus ini adalah Arsy Ar-Rahman.
Sungai-sungai surga adalah madu, susu, khamr dan air yang mengalir tanpa arus. Orang mukmin mengalirkannya sekehendak hatinya. Buahnya tiada henti, dapat dipetik dari dekat, dan mudah. Di dalam surga ada tenda berongga yang terbuat dari mutiara, lebarnya enam puluh mil. Pada setiap sudut ada penghuninya, tubuhnya mulus, tidak berbulu, tidak berbulu, dan mata mereka seakan-akan memakai celak.Â
Tetap terjaga kemudaan mereka, dan tidak binasa pakaian mereka. Mereka tidak buang air kecil maupun besar, dan juga tidak kotor. Sisir mereka terbuat dari emas, dan keringat mereka seperti minyak kasturi. Bidadari surga semuanya cantik jelita, perawan, penuh cinta kasih dan umur mereka sebaya. Yang pertama kali masuk surga adalah Nabi Muhammad dan para nabi. Ahli surga yang paling rendah tingkatannya adalah orang yang berangan-angan sesuatu lalu diberi sepuluh kali darinya. Para pelayan surga adalah anak-anak muda yang tetap muda. Mereka bagaikan mutiara yang bertaburan. Adapun kenikmatan surga yang paling agung adalah melihat Allah dan keridhaan-Nya, serta keabadian.
Referensi: Tafsir Al-'Usyr Al-Akhir, hal. 196-199
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H