Djamaludin Malik merupakan tokoh yang banyak berjasa bagi perkembangan industri film Indonesia. Beliau pertama kali memproduksi film pada tahun 1950 berjudul Sedap Malam. Dua tahun kemudian, ia melakukan produksi bersama dengan perusahaan film asal Filipina untuk film berwarna: Rodrigo de Villa (1952). Setelah itu dua film berwarna berikutnya kembali ia hasilkan, yakni Leilana (1953) dan Tabu (1953).
Pada tahun 1954, bersama Usmar Ismail ia mendirikan Persatuan Perusahaan Film Indonesia (PPFI), dan mengajak organisasi tersebut untuk bergabung dengan Federasi Produser Film se-Asia. Hal ini bertujuan untuk mengangkat harkat dan martabat film Indonesia di tingkat internasional.
Pada tahun 1955, beliau memelopori terselenggaranya Festival Film Indonesia I dan turut serta pula yang membiayai seluruh keperluan festival itu. Pada masa Demokrasi Terpimpin, Djamaludin membentuk serikat seniman Muslim yang dinamai Lembaga Seniman Budayawan Muslimin Indonesia (Lesbumi). Dalam lembaga tersebut bergabung pula Usmar Ismail sebagai ketua umum dan Asrul Sani.
Pada tahun 1964, beliau memproduksi film Tauhid. Film yang disutradarai oleh Asrul Sani dan dibintangi Aedy Moward dan Ismed M. Noor ini diproduksi atas kerja sama antara Departemen Agama dan Departemen Penerangan Indonesia. Sehingga pada tahun 1966, beliau telah memproduksi sebanyak 59 judul film, yang terakhir bertajuk Menyusuri Jejak Berdarah,
- Penghargaan Â
Memperoleh penghargaan untuk kategori tata sinematografi terbaik dalam Pekan Apresiasi Film Nasional 1967. Pada tahun 1969, beliau ditunjuk sebagai Ketua Dewan Film Nasional. Posisi itu diembannya hingga ia meninggal. Atas jasa-jasanya, beliau dianugerahi gelar Bintang Mahaputra Adipradana II pada tahun 1973 dan kemudian dikukuhkan sebagai pahlawan nasional. Selain itu, namanya juga disandingkan dengan Usmar Ismail, sebagai dwitunggal perfilman Indonesia.
- Filmografi
o Sedap Malam (1950)
o Rodrigo de Villa (1952)
o Leilani (1953)
o Tabu (1953)