- PenghargaanÂ
Pada tahun 1962 beliau mendapatkan Piagam Wijayakusuma dari Presiden Soekarno. Serta pada tahun 1969 menerima Anugerah Seni dari Pemerintah RI. Setelah meninggal dia diangkat menjadi Warga Teladan DKI. Namanya diabadikan sebagai pusat perfilman Jakarta, yakni Pusat Perfilman H. Usmar Ismail. Selain itu, sebuah ruang konser di Jakarta, yakni Usmar Ismail Hall, merupakan tempat pertunjukan opera, musik, dan teater, yang dinamai sesuai namanya.Â
Kata motivasi Â
"bahwa film itu adalah betul-betul seni,
"make believe"
membuat orang percaya tentang sesuatu,
membuat kenyataan baru dari yang ada."
2. Djamaludin Malik
Djamaludin Malik lahir di Padang, 13 Februari 1917 dan meninggal di Munchen, Jerman, 8 Juni 1970 pada umur 53 tahun adalah seorang pengusaha, politisi, dan produser film Indonesia, yang juga dikenal sebagai Bapak Industri Film Indonesia dan penggagas Festival Film Indonesia.
Beliau pada awalnya hanya bekerja sebagai pegawai perusahaan pelayaran Belanda, Koninklijke Paketvaart Maatschappij. Pada tahun 1940-an, beliau terjun sebagai pengusaha dengan mendirikan perusahaan Djamaludin Malik Concern. Mulai terlibat dalam industri perfilman ketika beliau mendirikan kelompok sandiwara Bintang Timur dan perusahaan film Persari (Perseroan Artis Indonesia). Film pertama yang diproduksinya berjudul Sedap Malam pada tahun 1950.
- Karier dan penghargaan