Mohon tunggu...
Kosmas Lawa Bagho
Kosmas Lawa Bagho Mohon Tunggu... Auditor - Wiraswasta

Hidup untuk berbagi dan rela untuk tidak diperhitungkan, menulis apa yang dialami, dilihat sesuai fakta dan data secara jujur berdasarkan kata hati nurani.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tambang

7 April 2021   08:10 Diperbarui: 7 April 2021   08:20 165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Ilustrasi: Pixabay.com

Senja sedang bergulat  membakar pagi

Nenek pergi mencari kayu kian menipis

Oleh penambangan tak pernah berakhir

 

Bumi ini makin hangus berantakan

Galian alat mesin terus mendesir tiap detik

Siang malam melubangi tanahku menjejakkan kaki 

Demi rupiah dan dollar bagi para pemilik  kaya berkantung tebal

 

Orang-orang tanah ini semakin tersingkir

Tak tahu kemana harus mendiami

Ketika semua pijakan hangus tak berarti

 

Anak-anak tak lagi bermain dengan riang

Orang dewasa senantiasa mendendangkan lagu kesedihan

Tanah ulayat milik warisan telah diambil

Demi modernisme kampungku tanpa evolusi sempurna

 

Tanahku tempat berpijak berlubang penuh koreng

Menjadi tempat tambang, lumbung uang orang-orang berduit

Meninggalkan kesedihan tanpa harapan 

Hampir seluruh anak negeri ini

 

Semua cuci tangan sebagai orang suci dadakan

Ketika tambang tak lagi membawa berkat 

Sambil melempar tanggungjawab

Pada pundak rumput tak lagi bergoyang 

 

Wahai anak pertiwi

Insaf dan sadarlah 

Bahwa tambang bukan kendaraan kesejahteraan

Tetapi pesawat membawa duka lara nan sengsara

 

Lebih baik kembali masuk ladang, huma dan sawah

Di sana ada emas padi, mutiara jagung dan berlian umbi-umbian

Harta karun tak boleh ditinggalkan begitu saja meranggas

Telah menghidupi nenek moyang dan kita secara turun temurun

 

Katakan terus terang pada para penambang

Kami butuh kehidupan layak bukan hanya tambang

Kami serempak bersepakat 

Katakan tidak pada TAMBANG

Borong, 14 September 2013

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun