Ketika semua pijakan hangus tak berarti
Â
Anak-anak tak lagi bermain dengan riang
Orang dewasa senantiasa mendendangkan lagu kesedihan
Tanah ulayat milik warisan telah diambil
Demi modernisme kampungku tanpa evolusi sempurna
Â
Tanahku tempat berpijak berlubang penuh koreng
Menjadi tempat tambang, lumbung uang orang-orang berduit
Meninggalkan kesedihan tanpa harapanÂ
Hampir seluruh anak negeri ini
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!