Saya menyapa dan bertanya " apakah anak bapak ada yang bernama Fransiska ? Bapak tersebut sepontan menjawab bahwa anak saya pergi ke Malaysia, entah hidup atau sudah meninggal saya tidak tahu karena sudah lama sekali. Langsung saya juga menunjukkan foto anaknya dan bapak itupun menangis, ....iya ini adalah anak saya.Â
Dan saya langsung menjawab " bahwa anak bapak masih hidup namun sampai saat ini masih berada di Malaysia dalam keadaan sehat dan saya juga mengatakan bahwa saat ini teman teman masih berusaha untuk mengurus proses pemulangannya . Doakan saja ya pak semoga segala urusannya lancar dan cepat selesai.
Dengan harapan yang pasti bapak tua mengatakan saya bersyukur bahwa Siska masih hidup dan nanti kalau pulang ke kampung suster harus antar anak saya kesini ya ....sayapun terdiam dengan senyuman dan mengangguk, jawaban ini merupakan janji dan harapan keluarga Missa. Dengan modal Iman kepercayaan pada Penyelenggaraan Ilahi maka saya berani untuk mengatakan Iya pada Bapak Missa tersebut.
Tak lama waktupun berlalu dan hari mulai gelap kamipun berpamitan untuk pulang, namun kami sempat ditahan dan diajak untuk makan malam dengan hidangan sederhana yang telah disiapkan oleh keluarga. Tidak menunggu lama kamipun menyantap makanan yang telah disediakan tersebut.
Dan  setelah makan a kami berpamitan dengan turun gunung dalam kegelapan menyusuri jalan yang terjal dan berliku. Saat kami sudah tiba diperkampungan terdengar triakan bapak  Missa diatas Gunung dengan lengkingannya yang keras.Â
Terus saya sepontan tanya pada Pak Jhon,  pak suara apa itu ?  kok mengerikan  ?  O itu suster suara Pak Missa yang sedang mendoakan kita agar kita selamat sampai tujuan. Memang saat itu karena cuaca agak mendung  gelap dengan kondisi jalan yang kurang bersahabat.Maka dengan perasaan was-was sayapun dalam hati juga memanjatkan doa agar perjalanan lancar dan diberikan cuaca yang baik.
Selama hampir 2 jam kami berjalan dalam doa kamipun akhirnya sampai ke paroki Oenlasi dengan selamat sekitar jam 9 malam wita.Dan kamipun makan malam bersama dan setelah itu dalam kelelahan kamipun beristirahat.Esok harinya kamipun siap-siap pulang ke Kupang, Romo mengantar kami ke paroki Niki-Niki dan  kami pindah dengan bis umum pulang menuju Kupang.
Setelah kunjungan  saya kontak  petugas BP3TKI bagaimana perkembangan kasus Fransiska Missa, namun belum ada kabar sama sekali dari KBRI.Â
Dengan doa dan usaha saya  meminta bantuan pada Mbak Among dari IOM dan teman jaringan yang lain. Saat Mbak Among  kunjungan ke Kuala Lumpur, beliau sempat ke shelter KBRI dan mengatakan bahwa tidak menemukan yang namanya Fransiska Missa.
Maka saya mulai ragu apakah anak ini masih hidup ?  Saya tidak putus asa dan mencoba lagi bertanya seorang Rono dari  Jaringan Nusra yang sedang mengadakan kunjungan ke Malaysia dan beliau sempat ke shelter dan melihat Fransiska dari kejauhan, ketika itu saya merasa lega menurut ceritanya kondisinya memang kurang baik dan masih perlu pendampingan yang serius sebelum dipulangkan ke Indonesia.