Mohon tunggu...
Laura Irawati
Laura Irawati Mohon Tunggu... Direktur Piwku Kota Cilegon (www.piwku.com), CEO Jagur Communication (www.jagurtravel.com, www.jagurweb.com) -

Mother, with 4 kids. Just living is not enough... one must have sunshine, most persistent and urgent question is, 'What are you doing for others?' ;)

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ada Sunny di Populi Center?

30 April 2016   22:49 Diperbarui: 1 Mei 2016   09:46 883
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengukuran elektabilitas ini dilakukan dengan pertanyaan terbuka atau top of mind. Setiap responden diajukan pertanyaan, "Jika Pilkada DKI Jakarta dilakukan hari ini, siapa yang paling layak dipilih menjadi Gubernur DKI Jakarta".

Survei melibatkan 400 responden yang tersebar di enam wilayah DKI. Survei dilakukan dengan wawancara tatap muka pada 15-21 April 2016. Responden pun dipilih secara acak bertingkat ataumultistage random sampling, dengan margin of error lebih kurang 4,9 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Dalam kasus Sumber Waras misalnya, Populi mencatat 27,2 persen responden yang mengaku lebih percaya Ahok. Responden yang memercayai BPK RI sebesar 19 persen. Meski demikian sebanyak 53,8 persen warga mengaku tidak mengetahui kasus tersebut dan memilih untuk tidak menjawab.

Tak hanya pada kasus Sumber Waras, sebagian responden juga tidak percaya Ahok terlibat kasus dugaan suap reklamasi Pantai Utara Jakarta. Sebanyak 34,2 persen responden tidak percaya Ahok terlibat kasus tersebut. 19,5 persen warga percaya Ahok terlibat. Kemudian 2,5 persen warga sangat tidak percaya Ahok terlibat, malah 64,5 persen warga percaya bahwa oknum anggota DPRD DKI-lah yang terlibat kasus ini.

Dan yang menarik, 23,8 persen warga tidak mengetahui kasus tersebut, 20 persen warga tidak menjawab ketika ditanyai terkait kasus tersebut. Itu artinya kasus yang bergulir ternyata tidak menyita perhatian masyarakat, otomatis tidak berpengaruh terhadap pilihan mereka.

Masalahnya, walaupun Populi Center sudah mempublish metodologinya secara transparan, publik masih mempertanyakan tingkat keobjektifan lembaga tersebut. Hal ini karena diketahui salah satu Board of Advisor lembaga tersebut adalah Sunny Tanuwidjaja yang disebut-sebut memiliki kedekatan khusus dengan Gubernur Ahok.

Berbeda dengan Populi Center, Kelompok Diskusi dan Kajian Opini Publik Indonesia (Kedai Kopi) dalam surveinya, elektabilitas Ahok justru melorot pasca-pemanggilan oleh KPK dalam kasus Sumber Waras.

Menurut Kedai Kopi, elektabilitas Ahok pada Januari lalu mencapai 43,25 persen. Pada Februari, elektabilitasnya naik menjadi pada 43,5 persen. Bahkan, pada Maret, elektabilitas Ahok meningkat tajam hingga 51,80 persen. Pasca pemanggilan oleh KPK, elektabilitasnya melorot menjadi 45,5 persen.

Hasil survei Kedai Kopi, 34,8 persen responden berpendapat bahwa Ahok tidak terlibat kasus pembelian Rumah Sakit Sumber Waras. Sementara itu, 36, 5 persen responden yakin Ahok tak terlibat dalam kasus suap reklamasi Teluk Jakarta.

 Pasca pemanggilan Ahok oleh KPK, sebanyak 34,5 persen responden menyatakan tetap memilih Ahok. Sementara 30 persennya, ragu-ragu. Sisanya 16,5 persen menyatakan tak akan memilih Ahok pada Pilgub mendatang.

Survei digelar 18-21 April dengan jumlah responden sebanyak 400 yang tersebar secara proporsional di 40 kelurahan DKI Jakarta. Responden adalah pemilih yang berusia 17 tahun ke atas atau sudah menikah. Survei diperoleh melalui wawancara tatap muka menggunakan kuesioner dengan sample panel dan tingkat kesalahan +/- 4,9 persen serta tingkat kepercayaan 95 persen.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun