Mama dengan ekspresi kecewa dan suara yang meninggi "Nael! Kenapa handphone mama ada di sini? Kenapa kamu tidak meminta izin sebelum meminjamnya?"
Nael berdiri dengan tangan bergetar, wajahnya memerah dan air mata mulai mengalir. Ia merasa sangat tertekan dan menyesal.
Nael dengan suara bergetar dan penuh rasa bersalah "Maafin Nael ya, Ma. Aku sangat menyesal. Aku hanya ingin mendengarkan musik."
Mama dengan kemarahan yang membara "Kenapa kamu tidak meminta izin? Sekarang handphone mama sudah rusak dan tidak bisa menyala."
Papa yang mendengar keributan segera datang. Wajahnya menunjukkan  kekhawatiran.
Papa dengan nada tenang dan menenangkan "Apa yang terjadi di sini?"
Mama menunjukkan handphone yang basah "Nael menjatuhkan handphone mama dan tidak meminta izin sebelum meminjamnya. Lihatlah, handphone ini sudah rusak."
Papa menatap Nael dengan serius "Nael, apakah benar apa yang dikatakan mama?"
"Benar, Pa. Maafin Nael. Nael janji tidak akan melakukannya lagi" Â ucap Nael dengan air mata yang semakin deras dan mengangguk pelan.
Papa menunduk sejenak, mencoba menenangkan diri sebelum memberikan keputusan.
Papa dengan nada bijaksana dan tegas "Oke, Nael. Sekarang, kamu harus meminta maaf kepada mama dengan baik-baik. Mama dan papa akan membelikan handphone baru untuk mama."