Mohon tunggu...
Latisya Afifatunnisa
Latisya Afifatunnisa Mohon Tunggu... Lainnya - Siswa

Latisya Afifatunnisa,MTsN Padang Panjang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Menyesal Tidak Meminta Izin, Ma!

19 September 2024   17:31 Diperbarui: 19 September 2024   17:34 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku Menyesal Tidak Meminta Izin, Ma!

Pada suatu pagi yang cerah, Nael selesai mandi dan dipanggil oleh mamanya untuk berkumpul di ruang tamu. Seiring dengan teriknya matahari yang memancar melalui jendela, Nael melangkah dengan penuh semangat ke ruang tamu, tempat di mana mama dan papa sudah menunggu.

 "Nael, kemarilah duduk di samping mama. Kita akan membahas pembagian pekerjaan rumah hari ini" jawab mama sambil tersenyum lembut.

Nael duduk di samping mama, sementara papa yang sedang membaca koran, meletakkan korannya dan bergabung. Mama membuka catatan kecil di tangannya, yang penuh dengan rencana dan jadwal keluarga.
 "Jadi, mama akan menyapu dan memasak. Papa akan membersihkan taman depan, dan Nael akan mencuci baju. Apakah papa dan Nael setuju dengan pembagian ini?" tanya mama kepada papa dan Nael.
                                                                                                                                "Setuju, Ma" jawab papa dan Nael dengan serentak.

Setelah pertemuan kecil itu selesai, mereka semua mulai dengan pekerjaan masing-masing. Nael memulai tugasnya dengan penuh semangat, merendam baju di mesin cuci dan menyemprotkan detergen. Meskipun ia mencoba untuk tetap fokus, rasa bosan mulai merayap.

Nael menghela nafas sambil melihat tumpukan baju 'Aduh, rasanya membosankan. Kalau aku bisa mendengarkan musik, pasti akan lebih seru.'

Nael melirik ke arah meja tamu, di mana handphone papa tergeletak. Ia tahu handphone itu memiliki berbagai lagu favoritnya. Nael berusaha menghibur dirinya dengan memikirkan cara untuk meminjamnya.

 'Aku sepertinya harus meminjam handphone papa. Musik pasti bisa membuat tugas ini lebih menyenangkan' Nael berucap di dalam hati dengan ekspresi penuh harapan.

Dengan langkah cepat, Nael menuju ruang tamu dan menghampiri papa yang sedang merapikan alat kebersihan.

Nael dengan nada memohon dan penuh harapan "Papa, bolehkah Nael meminjam handphone papa sebentar? Aku mau mendengarkan musik."

Papa menatap Nael dengan perhatian dan sedikit bingung "Untuk apa, Nael? Kan ada radio di dapur."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun