Nama dosen : Apollo, Prof. Dr, M.Si.AkÂ
NIM : 43221010009
Nama : Latifani Khoerinnisa
Universitas Mercubuana
Untuk menjadi seorang pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan, disiplin dan pandai memanajemen waktu adalah sikap yang diinginkan oleh setiap manusia. Begitu pula sebagai masyarakat Indonesia, yang kita inginkan untuk negara tercinta yaitu memiliki seorang pemimpin negara yang mempunyai sikap tersebut. Karena dengan kita memiliki sesosok pemimpin yang memiliki sikap baik, negara kita pun akan senantiasa makmur serta unggul dalam segala hal.
Selengkapnya mari kita lihat apa yang di maksud dari menjadi seorang pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan, disiplin dan pandai memanajemen waktu.
Kepemimpinan
Bukan suatu hal yang lumrah lagi untuk mempertanyakan mengenai perbedaan dari pemimpin dengan kepemimpinan baik dalam dunia organisasi maupun hal layak umum. Penulis yakin bahwa jika kita mempertanyakan ini kepada teman, keluarga, guru, dosen dan yang lainnya, pasti satu dengan yang lainnya memiliki penyampaian yang berbeda-beda.
Apa itu pemimpin?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Pemimpin adalah orang yang memimpin. Dalam hal ini berarti pemimpin merupakan seseorang yang diberikan tanggung jawab untuk membuat arahan, membimbing dan memberikan arahan kepada sekelompok orang yang dipimpinnya. Seseorang yang diberikan kepercayaan untuk menjadi pemimpin biasanya yang memiliki kemampuan lebih dari yang lainnya, seperti dalam hal menentukan tujuan dan bertindak kepada orang lain.
Pemimpin sendiri dapat dibagi menjadi 2 yaitu: pemimpin resmi dan pemimpin tidak resmi. Pemimpin resmi adalah seorang pemimpin yang diangkat untuk memimpin suatu organisasi resmi seperti perusahaan dan diberi gaji. Sementara pemimpin tidak resmi adalah seorang pemimpin geng yang hanya diberi sebutan dan tidak digaji.
Setelah membahas mengenai pemimpin, kita akan membahas mengenai kepemimpinan.
Apa itu kepemimpinan?
Dalam kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), kepemimpinan mengandung arti "perihal pemimpin, cara memimpin. Kepemimpinan merupakan suatu hal yang lebih mengarah kepada bagaimana tindakan seorang pemimpin dalam mendidik bawahannya. Maka dari itu, dalam hal inilah seorang pemimpin akan terlihat seberapa eratnya kualitas hubungan yang dibuat kepada bawahannya serta bagaimana situasi pada saat ia memimpin.
Dalam proses kepemimpinan pun seorang pemimpin memiliki 2 karakteristik yang berbeda, yang mana terdapat kepemimpinan yang memiliki sifat memaksa dan bebas. Dalam hal ini, sifat kepemimpinan memaksa yaitu para bawahan yang harus mengikuti apa yang disuruh oleh pimpinannya dan juga senantiasa tunduk atas perintah. Sedangkan sifat kepemimpinan yang kedua yaitu seorang pemimpin yang memiliki sifat bebas, yang mana dalam hal ini seluruh bawahannya keleluasaan untuk melakukan apa saja selagi tidak merugikan atasannya maupun berbagai pihak lainnya.
Dalam kedua pengertian diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemimpin merupakan "orang yang memimpin". Sedangkan kepemimpinan merupakan "cara memimpin".
Selanjutnya kita akan membahas kenapa seorang pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan? Alasan seorang pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan karena sudah semestinya seorang pemimpin harus menanamkan dalam dirinya bahwa ia memiliki jiwa kepemimpinan. Karena ia sebagai pemimpin tidak hanya memimpin dirinya sendiri tetapi juga orang lain. Pemimpin pada perusahaan maupun organisasi saling memiliki keterkaitan yang erat yang mana dalam perusahaaan maupun organisasi pemimpin dan para bawahannya harus dapat mencapai tujuan bersama serta menyatukan pemikiran-pemikiran yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Dengan menjadi seorang pemimpin yang baik maka dapat membangun tim yang unggul, yang mana komunikasi, kekompakan serta solidaritas pemimpin dengan anggota menjadi kunci yang paling utama dalam keberhasilan untuk mencapai tujuan perusahaan/organisasi.
Untuk menjadi seorang pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan, sudah semestinya memiliki cara-cara untuk hal tersebut. Maka dari itu berikut cara bagaimana menjadi seorang pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan?
Sebagai seorang pemimpin harus menunjukkan potensi kemajuannya melalui keterampilan dalam kepemimpinan. Seperti dapat diambil contoh dari seorang pelatih dan kapten dalam permainan sepak bola. Peran besar mereka sebagai pelatih dan kapten sangat berpengaruh besar terhadap para pemain ketika bertanding. Maupun di luar lapangan, sosok pelatih dan kapten sama, tidak kalah pentingnya dibutuhkan seperti pada saat latihan, untuk selalu membimbing dan mensupport para pemainnya.
Untuk kita mendapatakan keterampilan tersebut, sangat dibutuhkan latihan serta kemauan. Maka dari itu berikut cara untuk menanamkan jiwa kepemimpinan dalam diri :
1. Dapat Menjadi Pendengar yang Baik
Agar bisa menjadi seorang pemimpin yang menjadi panutan, menjadi pendengar yang baik saja tidaklah cukup. Sebagai pemimpin harus mau mendengarkan orang lain. Maka sifat paling terpenting yang harus ditanami dalam diri seorang pemimpin yaitu mau untuk mendengarkan saran, ide, dan tanggapan dari lawan bicara, serta bisa mengembangkan saran, ide dan tanggapan dari lawan bicara tersebut. Untuk menjadi seorang pemimpin jika hanya banyak bicara saja, hal tersebut tidak diperlukan, seperti perumpaan peribahasa padi "makin berisi, makin merunduk", yang berarti semakin tinggi ilmunya semakin rendah juga hatinya, dan kalau sudah pandai janganlah sombong, harus selalu rendah hati.
2. Disiplin
Sifat kedua sebagai seorang pemimpin yaitu memiliki sikap disiplin. Jika kita dapat menghargai waktu baik dalam suatu kegiatan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut akan menjadi poin lebih terhadap pandangan orang lain kepada kita karena telah menghargai waktu. Kita bisa memulainya dengan mengerjakan tugas secara tepat waktu, tidak menunggu deadline. Dengan kita menghargai waktu, tanpa disadari kita akan menghargai waktu orang lain dan tidak ingin orang lain menunggu diri kita. Sifat inilah yang terpenting untuk membangun kepercayaan seseorang terhadap diri kita. Sehingga dapat menjadi pemimpin yang baik.
3. Mampu Mengasah Kepekaan Sosial
Sifat ketiga selain disiplin yaitu mampu mengasah kepekaan sosial. Kepekaan sosial adalah sifat yang sudah lahir dalam karakter seseorang, yang mana suatu kemampuan yang dapat menghadapi situasi di luar prediksi kita. Kita dapat mengasah kemampuan ini dengan cara mengikuti kepanitiaan, organisasi, komunitas, dan lain sebagainya. Yang nantinya seiring berjalannya waktu akan tumbuh sendiri rasa kepekaan sosial terhadap diri kta.
4. Mempunyai Peran Banyak
Hal lain yang harus dilakukan untuk menanamkan jiwa kepemimpinan adalah mempunyai banyak peran. Yang dimaksud dalam situasi ini adalah jika terdapat suatu kegiatan atau proyek kita bisa mengambil banyak peran dalam kegiatan tersebut. Jangan takut untuk mencoba hal-hal baru karena kita tidak akan tahu seberapa banyak kemampuan yang bisa kita lakukan jika tidak mencobanya. Tetapi ada hal lain pula yang harus diperhatikan, kita boleh untuk mencoba banyak peran tetapi kita juga harus tahu batas kemampuan diri. Jangan sampai kita sudah mengambil banyak peran tetapi karena kita tidak sanggup untuk melakukan semuanya, berakhir dengan kita menelantarkannya begitu saja.
5. Ingin Untuk Belajar
Cara lain untuk memiliki jiwa kepemimpin yaitu ingin untuk terus belajar. Yang dimaksud dengan ingin untuk belajar yaitu sebagai seorang pemimpin tidak mengenal kata lelah, dan selalu ingin terus belajar hal yang baru. Karena seorang pemimpin sadar bahwa dirinya masih banyak memiliki kekurangan. Belajar bisa dilakukan dimana saja dirumah maupun diluar rumah. Kita bisa mencobanya dengan melihat dijalan, banyak sekali pelajaran yang dapat kita ambil diluaran sana. Kita dapat melihat, banyak anak muda zaman sekarang yang sudah bisa memiliki usaha kecil-kecilan seperti membangun coffee shop dipinggir jalan. Pelajaran yang dapat kita ambil dalam hal tersebut yaitu, kita harus berani untuk memulai hal baru jika kita ingin mencapai tujuan yang kita inginkan.
Disiplin
Apa itu Disiplin?
Disiplin menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya). Dalam pengertian menurut KBBI terdapat 2 kunci Utama yaitu patuh dan tata tertib. Sehingga dapat dimaknai bahwa disiplin merupakan sikap patuh yang tumbuh dalam diri seseorang untuk mengikuti peraturan yang sudah dibuat baik itu untuk diri sendiri maupun orang lain.
Perilaku disiplin bukanlah hal yang jarang kita dengar dan jumpai di kehidupan sehari-hari. Karena disiplin secara umum merupakan pola hidup yang baik untuk dilakukan setiap orang. Bukan hanya itu pula, disiplin dipercaya oleh sebagian orang merupakan kunci kesuksesan seseorang dalam menuntut ilmu ataupun hal lainnya. Maka dari itu, setiap orang wajib untuk mengetahui segala informasi mengenai disiplin agar senantiasa dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Lalu, kenapa perilaku disiplin itu penting untuk seorang pemimpin? Alasan mengapa perilaku disiplin itu penting bagi seorang pemimpin, karena disiplin merupakan hal dasar dari setiap usaha untuk mencapai keberhasilan, serta memiliki pengaruh terhadap diri pribadi maupun secara umum. Salah satu hal agar kita bisa meningkatkan sikap disiplin yaitu dengan latihan untuk mengetahui seberapa pentingnya disiplin, sehingga secara praktiknya akan menjadi ketetapan dalam berperilaku sehari-hari. Untuk seorang pemimpin sikap disiplin merupakan hal yang paling utama yang tidak mungkin dilupakan. Karena sikap disiplin akan membawa ke produktivitasan seorang pemimpin ke dalam ruang lingkup pekerjaannya serta hal tersebut juga akan meningkatkan produktivitas kinerja para bawahannya.
Sikap disiplin bagi seorang pemimpin pun harus dilakukan dengan praktik melalui latihan, pendidikan maupun dalam kegiatan sehari-hari. Berikut cara agar kita dapat menjadi seorang pemimpin yang memiliki perilaku disiplin :
1. Membiasakan diri disiplin berpikir benar
Setiap pemimpin pasti akan melewati berbagai jenis tantangan dan serangan untuk mencapai tujuannya. Dalam melewati tantangan tersebut bentuknya dapat beragam yaitu : tekanan dari pimpinan yang memiliki jabatan lebih tinggi maupun dari hal-hal negatif yang diterima. Tetapi jika seorang pemimpin belum terlatih untuk mendisiolinkan pikiran negatifnya, maka ia tidak akan bisa mengendalikan respon negatif maupun hal yang merusak bagi pikirannya bahkan dapat merusak pekerjaannya. Maka dari itu, agar kinerja seorang pemimpin efektif, ia harus membiasakan pemikirannya untuk selalu berpikir benar dan mendasarkan setiap penilaian maupun keputusan pada apa yang benar.
2. Membiasakan disiplin untuk waktu
Bagi seorang pemimpin yang membiasakan diri untuk menghargai waktu dan tepat waktu, bisa dikatakan sebagai pemimpin yang efektif terhadap waktu. Hal tersebut dapat dilakukan dengan membangun kebiasaan disiplin bukan hanya untuk membuat orang lain patuh terhadap kebiasaan tepat waktu, tetapi juga memberi teladan kepada diri sendiri untuk bisa hadir tepat waktu. Sebagi orang yang bijaksana kita juga harus bisa menghargai waktu orang lain agar orang yang menunggu kita tidak kecewa dengan diri kita. Sebagi seorang pemimpin yang konsisten juga akan menambah tingkat kepercayaan bawahannya untuk tetap patuh atas peraturan organisasi atau perusahaan. Dengan kita memiliki waktu yang terencana akan meningkatkan pula produktivitas kinerja perusahaan.
3. Membiasakan untuk disiplin menepati janji
Pemimpin harus dapat membiasakan diri untuk bisa disiplin berkomitmen terhadap janji yang sudah dibuat. Terkadang bisa saja terjadi kendala dalam membuat janji, tetapi kita pasti memiliki perkiraan untuk diantisipasi dan dikendalikan pada hari sebelum janji dilakukan. Seperti halnya, kita ingin melakukan rapat pada jam 10 pagi, maka kita sebagai pemimpin harus memberikan kepastian atas janji tersebut. Agar kita juga bisa membangun kepercayaan pada bawahan kepada kita.
4. Membiasakan disiplin memberikan timbal balik
Disiplin memberikan timbal balik secara terbuka dan jujur merupakan cara yang efektif bagi seorang pemimpin untuk membimbing para anggotanya.Jika pemimpin tidak memberikan feedback kepada anggota timnya, maka mereka tidak akan tahu seberapa jauh kinerja mereka selama menjadi anggota, serta anggota tim juga tidak dapat meningkatkan dirinya untuk lebih lagi dalam meningkatkan perusahaan. Tetapi, jika pemimpin rajin memberikan feedbank kepada anggota, maka mereka akan mendapatkan pembelajaran dan bisa untuk mengoreksi kekurangan atas dirinya.
Memanajemen Waktu
Untuk seorang pemimpin memanajemen waktu merupakan hal yang terpenting untuk melaksanakan tugasnya sebagai seorang pemimpin. Sebagai pemimpin yang memiliki nilai lebih dalam dirinya yaitu pemimpin yang dapat memanfaatkan waktunya dengan tepat dalam mengelola perusahaan atau organisasi. Dalam hal ini, seorang pemimpin pasti akan selalu memprioritaskan waktu dengan mendahulukan pekerjaan yang membutuhkan waktu lebih daripada pekerjaan lainnya. Maka dari itu, seorang pemimpin harus dapat memahami akan hal ini.
Selanjutnya akan dijelaskan apa itu memanajemen waktu bagi seorang pemimpin.
Apa itu manajemen waktu?
Manajemen waktu merupakan suatu hal mengenai perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan produktivitas terhadap waktu. Hal ini dilakukan karena waktu merupakan hal yang bersifat terbatas. Maka dari itu, kita harus bisa mengelola waktu dengan cara efektif dan efisien. Memanajemen waktu sendiri memiliki tujuan untuk dilakukannya, yaitu agar dapat mencapai target waktu yang sudah ditetapkan. Sehingga waktu bisa dipergunakan dengan sebaik mungkin.
Selanjutnya, kenapa seorang pemimpin harus bisa memanajemen waktu? Alasannya karena di era perkembangan globalisasi ini, semua serba instan dan semakin lama kita juga memiliki banyak kegiatan yang harus dikerjar agar tidak tertinggal atau terlewatkan.Sehingga dengan kita belajar untuk memanajemen waktu, hal ini dapat meningkatkan kualitas SDM yang masih minim terhadap budaya menghargai waktu yang telah digunakan. Serta sikap yang ingin terus menunda-nunda pekerjaan juga harus kita cegah pada masyarakat Indonesia, karena dapat menghasilkan pekerjaan yang tidak baik akibat dari terburu-burunya untuk mengejar deadline serta meningkatkan kegagalan dalam hak dan kewajibannya.
Terkait dengan hal di atas untuk meningkatkan dan menanamkan konsep manajemen waktu dalam diri pastinya terdapat beberapa proses atau tahapan yang harus dilakukan. Berikut cara, bagaimana proses yang harus dilakukan oleh seorang pemimpin agar dapat memanajemen waktu :
1. Merencanakan Waktu
Perencanaan memiliki arti sebagai suatu proses yang dilakukan untuk menentukan tujuan serta sasaran uang ingin dicapai, dengan cara mengambil langkah-langkah agar tepat sesuai dengan keinginannya. Dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa perencanaan waktu merupakan suatu penentuan waktu agar bisa sesuai dan tepat dengan tujuan yang direncanakannya. Rencana waktu ini dapat dibuat dengan menitikberatkan prioritas kerja seseorang.
2. Pengorganisasian Waktu
Pengorganisasian waktu bisa dikatakan sebagai sebuah perintah untuk mengalokasikan sumber daya dan juga mengatur kegiatan yang terstruktur untuk setiap individu maupun kelompok agar dapat sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Dalam hal ini pengorganisasian waktu merupakan suatu kegiatan yang mengidentifikasi, mengelompokkan, menganalisis kegiatan serta mengelola waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut.
3. Mengkoordinasikan Waktu
Mengkoordinasikan merupakan bentuk usaha untuk pengoordinasian dan memberikan arahan kepada diri sendiri maupun orang lain untuk bekerja secara efektif sesuai dengan rencana yang dituju. Sehingga dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa mengkoordinasikan waktu merupakan suatu kegiatan untuk pengoordinasian dan menyamakan suatu kegiatan yang telah dijalani, agar kegiatan tersebut dapat tercapai secara efektif dan efisien serta sesuai dengan perencanaan waktu yang telah dibuat serta tujuan yang diinginkan.
4. Pengawasan Waktu
Pengawasan waktu merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guna memastikan bahwa semua pekerjaan yang telah diberi sudah berjalan sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pengawasan waktu yaitu kegiatan yang dilakukan untuk penyesuaian jadwal kegiatan dengan kegiatan yang telah diatur pada kegiatan sebelumnya.Yang bertujuan untuk memberikan koreksi jadwal baik yang sesuai maupun yang tidak sesuai melalui rencana, ketepatan waktu serta kualitas pekerjaan yang dihasilkan pada setiap pekerjaan. Hal ini pula yang nantinya akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan menyusun jadwal selanjutnya.
Setelah penulis menyampaikan banyak hal mengenai menjadi seorang pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan, perilaku disiplin dan pandai memanajemen waktu. Disini penulis akan mengambil kesimpulan atas hal-hal yang telah dijelaskan sebelumnya. Terkait dengan jiwa kepemimpinan banyak yang mempertanyakan mengenai perbedaan dari pemimpin dengan kepemimpinan baik dalam dunia organisasi maupun hal layak umum. Berikut perbedaan diantara keduanya. Pemimpin merupakan seseorang yang diberikan tanggung jawab untuk membuat arahan, membimbing dan memberikan arahan kepada sekelompok orang yang dipimpinnya. Seseorang yang diberikan kepercayaan untuk menjadi pemimpin biasanya yang memiliki kemampuan lebih dari yang lainnya, seperti dalam hal menentukan tujuan dan bertindak kepada orang lain. Sedangkan kepemimpinan merupakan suatu hal yang lebih mengarah kepada bagaimana tindakan seorang pemimpin dalam mendidik bawahannya. Maka dari itu, dalam hal inilah seorang pemimpin akan terlihat seberapa eratnya kualitas hubungan yang dibuat kepada bawahannya serta bagaimana situasi pada saat ia memimpin. Dan juga dengan menjadi seorang pemimpin yang baik maka dapat membangun tim yang unggul, yang mana komunikasi, kekompakan serta solidaritas pemimpin dengan anggota menjadi kunci yang paling utama dalam keberhasilan untuk mencapai tujuan perusahaan/organisasi.
Dan yang kedua yaitu terdapat perilaku disiplin, disiplin merupakan sikap patuh yang tumbuh dalam diri seseorang untuk mengikuti peraturan yang sudah dibuat baik itu untuk diri sendiri maupun orang lain. Perilaku disiplin bukanlah hal yang jarang kita dengar dan jumpai di kehidupan sehari-hari. Karena disiplin secara umum merupakan pola hidup yang baik untuk dilakukan setiap orang. Bukan hanya itu pula, disiplin dipercaya oleh sebagian orang merupakan kunci kesuksesan seseorang dalam menuntut ilmu ataupun hal lainnya. Maka dari itu, setiap orang wajib untuk mengetahui segala informasi mengenai disiplin agar senantiasa dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
Dan yang terakhir pandai memanajemen waktu, Manajemen waktu merupakan suatu hal mengenai perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan produktivitas terhadap waktu. Hal ini dilakukan karena waktu merupakan hal yang bersifat terbatas. Maka dari itu, kita harus bisa mengelola waktu dengan cara efektif dan efisien. Memanajemen waktu sendiri memiliki tujuan untuk dilakukannya, yaitu agar dapat mencapai target waktu yang sudah ditetapkan. Sehingga waktu bisa dipergunakan dengan sebaik mungkin.
Sumber :
Abbalove. (2019). Disiplin Diri Seorang Pemimpin : 9 Kebiasaan Penting untuk Menjadi Makin Produktif.
Anisatuzzuhriya, Y. (2021, November 14). Pentingnya Memiliki Jiwa Kepemimpinan dalam Organisasi.
Assurance, W. Q. (2021, April 27). MANAJEMEN WAKTU PROSES DAN MANFAATNYA.
Dewi, R. (2018, November 21). Disiplin Membangun Karakter Bangsa.
Gunawan, I. (2020, Desember 22). Manajemen Waktu Seorang Pemimpin.
Institute, T. (2022, Januari 16). Pentingnya Menanamkan Peran dan Jiwa Kepemimpinan.
Pamungkas. (2021, Mei 8). Perbedaan Pemimpin dan Kepemimpian yang Perlu Anda Ketahui.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H