Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Hari Patah Hati Seorang Ayah

15 April 2020   06:00 Diperbarui: 15 April 2020   06:03 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin Bunda Manda bisa berpura-pura dingin untuk menyembunyikan kekhawatiran. Lain halnya dengan Silvi. Penyintas gangguan belajar itu menangis keras. Berulang kali dia memanggil Ayahnya. Perlu usaha keras bagi Ayah Calvin untuk menenangkan Silvi.

"Ayah nggak apa-apa, Sayang...Ayah nggak apa-apa." Ia berujar menenangkan, mengatasi kerasnya tangisan Silvi.

Hari itu, Silvi bolos sekolah. Seharian ia menempel rapat di sisi sang ayah. Di rumah Opa Hilarius bukan hanya Ayah Calvin yang patah hati, tetapi Silvi juga merasakannya.

"Aku mau Ayah! Aku mau Ayah! Aku mau Ayah Calvin!" Silvi berteriak ketakutan seraya menarik rambutnya.

Antara memulihkan kondisi tubuh dan menenangkan Silvi sungguh susah. Obat-obatan itu membuat Ayah Calvin mengantuk. Sebentar-sebentar ia jatuh tertidur. Lelapnya tak pernah tenang karena Silvi. Tak tahukah Silvi bila Ayahnya jatuh sakit karena p

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun