Calvin dan Adica jungkir-balik megurus Silvi. Mereka belajar kilat cara memandikan bayi, mengganti popok, membuat susu formula, menjaga Silvi semalaman, dan menenangkannya saat baby Silvi rewel. Kalau mereka pergi kuliah, mereka mempercayakan Silvi untuk dijaga Sonia. Beberapa kali mereka membawa Silvi ke kampus. Hasilnya, makin banyak mahasiswi jatuh hati pada si kembar.
Sejak pertama kali menatap Silvi yang masih berupa bayi merah, kasih sayang tumbuh sempurna. Mereka bertekad merawat Silvi bersama. Keasyikan mengasuh anak membuat mereka lupa menikah.
"Jangan korbankan Silvi, Adica. Kamu boleh mendiamkan aku, tapi berhentilah menjadikan Silvi sebagai korban. Jangan mengorbankan perasaan orang terkasih demi keegoisan kita." Calvin berkata lembut, amat lembut.
Bongkahan es di hati Adica mencair. Ia peluk kakak kembarnya erat. Tunai sudah kemarahannya.
** Â Â
-Fragmen Silvi
"Catharina, tampar pipiku."
Plak!
"Aduh! Niat banget sih namparnya!"
"Kan kamu sendiri yang minta!"
Aku manyun. Kuminta Catharina menamparku karena aku tak fokus mencatat materi pelajaran. Suster Mariana tak menegur kami. Aku bersyukur karenanya.