Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Papa dan Ayah] "Papa is Back"

21 November 2019   06:00 Diperbarui: 21 November 2019   06:01 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Calvin menahan nafas. Tak kuat menahan nafas lama-lama, pria penyuka warna hitam itu terbatuk. Adica meminta teknik pernafasan itu diulang.

Kali kedua, Calvin dapat menahan nafas selama beberapa detik. Ia bernafas perlahan-lahan. Sesak di dadanya berkurang.

"Udah enakan? Atau mau ke rumah sakit?" tanya Adica.

"Nope."

Sesaat hening. Adica melempar pandang khawatir ke arah saudara kembarnya. Persetan dengan pekerjaan yang menumpuk. Kondisi kesehatan Calvin jauh lebih penting.

"Adica, bagaimana kalau nafasku terhenti selamanya?" tanya Calvin pelan.

"Aku akan jadi orang pertama yang bersedih."

"Bukan soal itu. Bagaimana kalau nafasku terhenti selamanya sementara kamu masih mendiamkan Silvi? Siapa yang akan mengurus Silvi setelah aku pergi?"

Adica terenyak, sempurna terenyak. Batinnya menggeletar. Kenapa Calvin seperti menakut-nakutinya?

"Jangan bodoh. Kita akan merawat Silvi selamanya. Bukankah kita sudah berjanji?" sergah Adica.

Merawat Silvi, sesuatu yang sudah mereka lakukan selama empat belas tahun. Ingatan Calvin melayang ke masa awal dirinya dan Adica merawat Silvi. Ketika itu, mereka masih semester lima. Sahabat dan sepupu mereka tewas mengenaskan. Surat wasiat dibuka, amanah luar biasa jatuh ke pangkuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun