Dering handphone menyadarkan Sivia. Bukan iPhonenya, tetapi iPhone Calvin. Ragu-ragu Sivia meliriknya. Takut Calvin akan marah. Handphone adalah sesuatu yang sangat private. Terlebih bagi pria tertutup dan penyendiri seperti suami Sivia.
Dari kejauhan pun, Sivia tahu kalau nomor yang menghubungi suaminya bukanlah nomor Indonesia. Kodenya +39. Setahu Sivia, itu kode nomor handphone Italia. Apakah ini telepon penting?
"Calvin, ada telepon. Kode Italia." lapor Sivia begitu suaminya kembali.
Belum sempat Calvin merespon, penelepon dari Italia itu menghubungi lagi. Calvin menjawabnya. Sivia menatap lekat, memperhatikan. Sepersekian menit berbicara di telepon, senyum merekah di wajah tampan malaikatnya.
"Alhamdulillah, thanks God..." Calvin menggumamkan syukur selesai menerima telepon.
"Ada apa?"
"Sivia, televisi kita akan mendapat suntikan dana dari televisi Italia!"
Kebahagiaan pecah di kamar utama. Malaikat bertaburan, memberi selamat. Mengucap syukur. Melantunkan doa-doa penuh kesyukuran ke pintu langit.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H