Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Jadilah Princess, Lepaskan Cadarmu

3 November 2019   06:00 Diperbarui: 3 November 2019   08:08 625
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tak butuh waktu lama bagi Calvin untuk menangkap gadis penarik rambut ke dalam pelukannya. Si gadis menjerit, tetapi tak menolak rengkuhan Calvin.

"Kamu masih mau jadi Princess nggak?" tanya Calvin serius.

"Mau," jawab gadis berambut panjang dan bermata biru itu manja.

"Menarik rambut orang lain bukan perilaku seorang Princess, Silvi."

Silvi mengerang-erang sedih di pelukan Calvin. Sementara si pebisnis tampan membelai rambut serta mencium keningnya, Silvi menyentuh wajah Calvin. Seraut wajah orientalis yang dikaguminya.

Calvin terbatuk. Punggungnya bertambah sakit. Sehelai sapu tangan bersulam dikeluarkan. Ia terbatuk lagi ke kain lembut itu, lalu menyeka hidungnya. Sesaat Silvi teringat adegan pertemuan Arthur Radley dengan Scout Finch di bab terakhir To Kill A Mockingbird.

"Ayah...darah." tunjuk Silvi ketakutan.

Bagaimana tidak ketakutan? Cairan merah pekat yang mengalir dari hidung lelakinya bukanlah ingus, tetapi darah.

"Jangan...jangan..." rintih Silvi.

"Jangan pergi...jangan. Aku cinta kamu sebagai ayah, pendamping, dan guruku."

Rupanya Silvi lupa. Lupa kalau orang yang berperan penting dalam hidupnya tak suka dikhawatirkan. Demi mendengar Silvi histeris, Calvin mendekapnya semakin erat dan bernyanyi lembut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun