Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Malaikat, Lily, Cattleya] Ketika Reinhard Ingin Sakit

30 Oktober 2019   06:00 Diperbarui: 30 Oktober 2019   07:56 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ruang rawat VIP dipenuhi atmosfer kecemasan. Sekumpulan pria-wanita berparas perpaduan Oriental, Barat, dan Timur Tengah duduk bersisian. Wajah mereka sendu. Mata mereka sayu.

Pria tampan yang baru menemukan kembali kesadarannya itu berulang kali berterima kasih. Wanita cantik berambut pendek dan berhidung mancung di depannya menyeka mata. Wanita lain, yang berambut lebih panjang dan bermata biru, merasa tertampar.

"I'm useless..." Sivia menyalahkan dirinya sendiri.

"Kenapa Alea yang bisa, bukan aku?"

Ummi Adeline, Rossie, dan Rinjani bergantian memeluknya. Abi Assegaf berbisik menenangkan. Jose memberi belaian singkat di lengan Sivia. Adica dan Reinhard meyakinkan Sivia kalau ini bukan salahnya.

"Mas Jose nggak cemburu Mbak Alea donorin darahnya buat Mas Calvin?" Ummi Adeline membisikkan tanya.

"Hanya orang bodoh yang mencemburui orang sakit." Jose menyahuti, dingin.

"Sebodoh orang yang ingin sakit agar diperhatikan."

Nada menyindir dalam suara Rinjani membuat Reinhard tertampar. Setelah melihat Calvin dengan kondisi seperti ini, dia menyadari betapa bodoh kemauannya. Nikmat sehat tak dapat ternilai.

"Siapa yang minta sakit? Bodoh sekali." Selidik Revan yang sejak tadi diam saja.

"Suamiku tersayang."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun