"Calvin, aku mau muntah." erangnya.
Calvin mendekat. Diusap-usapnya lengan Alea.
"Sorry...kamu tidak terbiasa dengan aroma daging babi. Ah, kamu seperti Jose." gumamnya.
Kedua alis Alea terangkat. "Kenapa aku mirip suamiku?"
"Selama dirawat di rumah sakit, Jose akan bilang padaku tiap kali dia ingin muntah."
Babi panggang pun matang. Calvin menempatkannya dengan cantik di piring saji. Plating, bentuk kemahirannya yang lain. Kurasakan Alea iri dengan Calvin. Platingnya tak pernah sebagus itu.
"Calvin, untuk siapa Charsiu ini? Bukan untukmu, kan?"
"Sudah kubilang ini untuk sepupuku yang kritis, Alea. Tak ada harapan lagi untuknya. Charsiu ini permintaan terakhirnya."
Kepala Alea terangguk pelan. Tanpa kata, diraihnya dua kantong kertas berwarna coklat. Dipisahkannya babi panggang buatan Calvin dalam dua kantong tersebut.
"Makanan sebanyak ini, tidak semuanya untuk sepupumu kan?" ujarnya.
"Iya. You know-lah. Sebagian akan kubawa ke vihara."