"Ayo pulang, Nak. Ayah mencarimu," bujuknya halus.
Jose membeku seperti patung lilin di Museum Madame Tussauds. Wajah tampannya hampa tanpa ekspresi.
"Pulang ya, Nak. Ayah menunggu..."
Steven mendorong bahunya pelan. Mengisyaratkan Jose menuruti ajakan Bunda Alea.
"Tapi aku masih mau di sini. Kasihan Stteven," dalih Jose.
"Aku nggak apa-apa kok. Aku masih lama di sini. Pulanglah, Jose."
Dengan berat hati, Jose bangkit. Berpamitan pada semua orang, lalu berjalan pergi bersama Bunda Alea. Hatinya digayuti kesedihan.
Sepanjang jalan, Jose menyalahkan Ayahnya dalam hati. Enak saja Ayah Calvin menginginkannya pulang. Sementara dia sendiri? Jose sering ditinggal-tinggal dan dikecewakan.
"Kok anak Bunda cemberut terus sih? Masih sedih ya?"
Pertanyaan Bunda Alea hanya dijawab anggukan singkat. Bunda Alea mempererat genggamannya.
"Sekarang Bunda tanya. Siapa yang duluan hadir di hidup Jose? Ayah atau Steven?"