Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Serial Calvin, Jose, Alea] Tiga Hati Berdarah

13 Juli 2019   06:00 Diperbarui: 13 Juli 2019   06:02 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Voilet, cara halusnya berhasil. Ayah Calvin terbangun. Hati Bunda Alea melonjak gembira. Ingatannya melayang pada kisah Snow White dan Sleeping Beauty.

"Pagi ini aku dicium Princess," kata Ayah Calvin, menatap istrinya penuh arti.

Pipi Bunda Alea merona. Ia berpaling demi menutupi kekikukannya.

"Minum obat dulu, Sayang. Aku ambilkan ya."

Bunda Alea menyiapkan beberapa butir obat. Dituangkannya air putih ke dalam gelas. Dalam kepalanya, terngiang penjelasan Ayah Calvin tentang alasannya minum obat-obatan pengencer darah pada jam yang sama setiap hari. Semata demi kestabilan.

"Pelan-pelan..." Bunda Alea berbisik memperingatkan. Dia takut, takut Ayah Calvin memuntahkan kembali obatnya seperti beberapa minggu lalu.

Sakit bukan pilihan. Seperti kelahiran, tak ada yang bisa memilih hadirnya penyakit ke dalam jiwa-raga. Manusia normal mana pun takkan mau dengan senang hati menggantungkan hidupnya pada obat setiap hari.

Mendung menggelayuti hati Bunda Alea. Dibunuhnya mendung di hati dengan menonton film super pendek bertajuk The Other Pair. Sebuah film berdurasi empat menit yang berhasil merebut penghargaan Luxor.

"Sesuatu akan menjadi sempurna bila satu sama lain saling melengkapi, Alea." Ayah Calvin berujar tanpa diduga. Ia telah menghabiskan obatnya. Kini tatapannya tertuju ke layar, mengikuti jalannya film itu.

"Iya. Seperti kau dan aku..."

Lalu Bunda Alea bercerita kalau ia pernah menonton film ini di tengah kemacetan ibu kota dan kesibukan pertemuan kerja. Ayah Calvin mendengarkan dengan sedikit cemas. Akankah istrinya kembali tenggelam dalam kesibukan suatu saat nanti?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun