Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Serial Calvin, Jose, Alea] Sahabat Selamanya

9 Juli 2019   06:00 Diperbarui: 9 Juli 2019   06:16 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Calvin, kau tahu? Jas ini kubeli di Canada 21 tahun lalu. Dulunya ini milik temanku, tapi tidak muat di tubuhnya. Kubeli saja dengan harga persahabatan." kenang Bunda Alea.

"Oh ya? Bukankah jas seperti itu biasanya mahal?" Ayah Calvin memajukan tubuhnya, melihat jas itu dari dekat.

"Iya. Tapi aku mendapatkannya dengan harga 20 Dollar Canada."

"Wow, kamu beruntung. Aku juga mau...ah."

Tetiba Ayah Calvin mengerang kesakitan. Barbel seberat 110 kilo serasa menimpa kepalanya.

"Calvin, are you ok?" desah Bunda Alea cemas.

"Kepalaku sakit, Alea. Sejak minggu kemarin..." rintih Ayah Calvin, tak bisa lagi menutupinya.

"Harusnya kaubilang padaku! Aku bisa membawamu ke rumah sakit!" Bunda Alea memprotes, matanya berkaca-kaca.

Ia didera ketakutan. Bagaimana bila gumpalan darah beku itu ada di otak malaikat tampan bermata sipitnya? Pastilah Ayah Calvin sangat kesakitan. Jika benar adanya, gumpalan darah beku tak bisa dibiarkan menetap begitu saja.

Ayah Calvin menghela nafas dalam. Sakitnya terasa menusuk hingga ke dalam tulang tengkorak. Penglihatannya sedikit kabur. Sejurus kemudian, Bunda Alea bangkit. Dipapahnya Ayah Calvin keluar cafe.

Tawaran Bunda Alea untuk ke rumah sakit ditolak mentah-mentah. Pulang ke mansion utama milik keluarga, itulah yang Ayah Calvin inginkan. Terpaksa Bunda Alea menurutinya. Ia sendiri yang mengemudikan BMW putih kepunyaan Ayah Calvin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun