Bisa saja ini momen kebersamaan mereka yang terakhir. Jose tak yakin, sungguh tak yakin waktunya akan lama. Setelah pernikahan itu, mungkin Ayah Calvin takkan punya banyak waktu lagi untuknya.
Jauh di dalam hati, Ayah Calvin menyimpan kecemasan. Dia cemas bila membawa Jose pergi terlalu lama. Jose Gabriel yang dulu suka traveling, kini tak boleh lagi berlama-lama menikmati perjalanan. Akan tetapi, kali ini buah hatinya sendiri yang meminta.
Lama Jose dan Ayah Calvin tenggelam dalam pikiran mereka. Mobil melaju ke utara, terus ke utara. Tak terasa mereka melewati batas kota ketika pagi mulai meninggi.
"Hei...Sayang, kok diam saja dari tadi? Katanya mau berdua aja sama Ayah." Ayah Calvin membuka pembicaraan, sekilas melirik Jose.
Yang dilirik mengangkat wajah. Perlahan mengulas senyum tipis.
"Ayah, aku senang kita pergi berdua. Tepat sebelum Ayah menikah..." ungkap Jose pelan.
"Kalau Ayah sudah menikah, kita masih bisa pergi berdua." Ayah Calvin menyanggah halus.
Jose menggeleng. Tidak, ia tidak boleh egois. Jika kelak nanti Jose minta pergi berdua dengan Ayahnya, apa kabar Bunda Alea? Sekaranglah saat-saat terakhir yang manis sebelum datangnya perubahan besar.
"Kita mau kemana? Ayah ikut kamu..." tanya Ayah Calvin.
"Kemana aja, asal jangan ke pantai." sahut Jose pendek.
Pantai dan laut, dua tempat yang dibenci Jose. Ia trauma. Dulu, Ayahnya pernah bilang jika ia ingin dikremasi kelak. Lalu abu jenazahnya bakal dibuang ke laut. Jose takut, takut sekali dengan kemungkinan itu.