Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pulanglah Sebelum Aku Tak Bisa Memelukmu Lagi (3)

19 Juni 2019   06:00 Diperbarui: 19 Juni 2019   06:03 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Silakan..."

Reaksi Ayahnya di luar dugaan. Calvin menggulung lengan jasnya. Mengulurkan tangan kiri ke depan wajah Sivia.

"Lebih baik Ayah yang terluka," ucapnya.

Srettt...

Serpihan kristal lain menoreh tangan Calvin. Meninggalkan luka memanjang. Sesaat Sivia dirasuki kepuasan. Rasa sakitnya pindah ke tubuh orang.

Namun, benarkah dia puas?

Semenit. Tiga menit. Lima menit, Sivia merasakan hatinya berdenyut perih. Tidak, ini bukan putri Ayahnya. Sivia putri yang cantik. Masa putri cantik melukai Ayahnya sendiri?

Meski Calvin tak bicara, Sivia tahu Ayahnya kesakitan. Torehan memanjang itu tentu memedihkan. Kepuasan itu berganti penyesalan. Ia luar biasa menyesal. Demi Nabi Nuh yang menaikkan semua orang beriman ke bahteranya, Sivia lebih ingin memeluk dan mencium Calvin daripada melukainya.

"Sivia mau peluk Ayah...Sivia mau cium Ayah." isaknya tertahan.

Calvin merengkuh Sivia tanpa kata. Mengecup keningnya berkali-kali. Sivia membalasnya. Damai menjadi penawar sesal. Damai, damai sekali hati Sivia saat di samping Ayahnya.

**    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun