Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ayah, Guru, Malaikat

23 Mei 2019   06:00 Diperbarui: 23 Mei 2019   06:18 343
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Makasih Ayah Calvin. Alia Cuma bawa ini dari rumah..." Alia mengacungkan sebotol air mineral.

Lembut dan sabar, Ayah Calvin menyuapi Alia. Anak itu masih kesulitan makan sendiri.

Jadi guru Sekolah Luar Biasa sama artinya jadi orang tua dan pengasuh. Guru-gurunya harus siap mengurus kebutuhan murid mereka. Sejak menerima tugas itu, Ayah Calvin tak keberatan melakukannya.

Selesai mengajar, Ayah Calvin bertemu staf guru. Mereka memuji perbuatannya.

"Pak direktur hebat. Udah ganteng, baik lagi." puji seorang guru wanita.

"Saya hanya berusaha memahami mereka..." balas Ayah Calvin rendah hati.

"Ah, kami nggak tahu gimana jadinya kalo nggak ada pak direktur. Kalau sekolah nggak rusak parah, kami juga nggak mau biarin siswa belajar bergantian pagi, siang, sore kayak gini."

Terjangan angin putting beliung merusak sekolah itu. Anak-anak harus rela belajar bergantian. Kelas satu, dua, dan tiga masuk pagi. Kelas empat dan lima emakai kelas di siang hari. Kelas enam kebagian belajar di sore hari.

"Saya bantu sebisanya. Pelan-pelan kita perbaiki sekolah ini..." Ayah Calvin berujar menenangkan.

Hati para guru terasa hangat. Mereka tak sendiri. Malaikat turun di Sekolah Luar Biasa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun