Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Oposisi Tak Berkelas, People Power, dan Kecemasan Young Lady

20 Mei 2019   06:00 Diperbarui: 20 Mei 2019   06:02 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sidang DPR (Kompas.com)

Wait, Young Lady tegang. Sebelum memulai kita dengarkan lagu ini ya.


Nah, kayaknya lagu yang dinyanyiin Gabriel and friends ini cocok deh. Ayo kita nyanyi lagu ini buat 02 dan pendukungnyaaaa. Kan harapan mereka tak sampai. Detik-detik kemenangan 01 sudah semakin jelas.

Dorongan hati untuk membuat tulisan cantik ini berawal dari tulisan Pak Jose. Ini tulisannya.

People Power Sebuah Kemunduran Demokrasi

Well, sepertinya pak Jose punya pikiran yang hampir sama dengan Young Lady. Akankah people power ala-ala 98 terulang lagi? Masya Allah, jangan sampailah...

Young Lady makin cemas saat menemukan

Kedubes AS Peringatkan WN Menjelang 22 Mei

Apakah seserius itu people power yang tengah digaungkan kubu oposisi? Sampai-sampai Kedubes memberi peringatan. Kalau kedubes saja sudah memperingatkan...oh my God.

Kelihatan sekali kalau 02 dan kroni-kroninya tidak siap menerima kekalahan. Mereka bukanlah peserta kompetisi yang layak diteladani. Mereka hanya ingin menang. Kalah tidak mau. Padahal yang namanya kompetisi, selalu ada yang kalah dan menang.

Faktanya, 02 yang suka naik kuda itu sudah kalah berkali-kali. Sekalipun tanpa adanya pak ganteng Opanya Jan Ethes pun, dia pasti kalah. Kekalahan itu disebabkan oleh takdir dan dirinya sendiri. Jelas-jelas 02 ini salah strategi, salah membangun citra, salah fokus, dan salah-salah lainnya. Dari awal, 02 hanya fokus menjatuhkan lawannya tanpa membuat prestasi. Ya jelas kalah dong.

Bandelnya 02. Sudah kalah, tak mau mengakui. Dia sukanya lari dari kenyataan. Kalah ya kalah aja kaliiii.

Hmmmm, sebenernya Young Lady sudah diperingatkan "Calvin Wan" kalau tema ini kontroversial. Tapi biarin ajalah. Kalau ada komen jelek tinggal dihapus.

Makin dekat hasil pengumuman resmi KPU, makin besar ketakutan di hati Young Lady cantik. Young Lady takut Mei 98 akan terulang lagi. Bahkan lebih parah dan berdarah. Young Lady takut, banyak darah orang-orang tak bersalah tertumpah di jalan raya. Young Lady takut, banyak ceceran darah manusia-manusia yang sesungguhnya malaikat tertumpah, hanya karena ulah iblis-iblis haus kekuasaan.

People power, memangnya perlu ya? Memangnya harus ya? Tidak, kan? Toh rezim kita ini bukan rezim otoriter seperti Orde Baru. Kalau Young Lady sih, no way lah ya Orde Baru bangkit lagi.

Coba pikir lagi. Hei kalian yang otak dan hatinya dihitamkan nafsu kekuasaan, apakah people power dapat mengubah kenyataan? Apakah kalian pikir, para pendukung Papanya Mas Kaesang akan diam saja? Apakah kalian yakin 100% bila Indonesia akan lebih baik bila dipimpin menantu keluarga Cendana? I don't think so.

Jika si menantu ini dibiarkan naik takhta, bisa-bisa kekelaman rezim Orba terulang lagi. Media dibredel. Kebebasan berpendapat dikuliti. Selusin aturan diskriminatif dipaksakan. Memangnya mau kayak gitu lagi? Nope.

Indonesia sudah damai. Tak perlu dibuat sehancur Gaza atau Venezuela. Jangan samakan Indonesia seperti Middle East yang penuh konflik.

Young Lady heran. Negara lain sudah kemana, Indonesia masih meributkan hal tak penting. Politik identitas dibawa-bawa. Soal Pemilu dibesar-besarkan. Helloooooo, ini Cuma pesta 5 tahun sekali, my love. Bukan perang Badar yang darurat! Bagaimana Indonesia mau lebih maju lagi bila terus-menerus meributkan hal tak penting? Wasting time.

Seharusnya 02 belajar dari Bill Shorton dan Hillary Clinton. Ayolah, belajar mengalah dengan sportif. Anggap aja lagi ikutan kontes modeling, trus kalah. Ada peserta yang catwalknya lebih bagus. Gitu aja kok repot. Janganlah 02 jadi majnun bin hayal. Memangnya enak diledekin jurnalis luar negeri?

Kubu 02 terlalu mendramatisir suasana. Mulai dari menganggap Pemilu layaknya peperangan, melibatkan malaikat Allah, membuat drama penganiayaan, dan meneriakkan kecurangan. Kenapa harus teriak-teriak di medsos? Lapor saja ke lembaga yang berwenang.

Bila 02 benar-benar negarawan sejati, dia takkan mengorbankan perdamaian Indonesia demi obsesinya sendiri. Bila 02 sungguh mencintai Indonesia, dia dan kroni-kroninya takkan memainkan politik identitas. Dan bila kubu 02 menyayangi negeri ini berikut seluruh rakyatnya, dia takkan merekrut sejumlah geng pengacau macam FPI-HTI untuk melakukan people power.

Satu kecemasan lain membesar di hati Young Lady cantik bermata biru. Young Lady takut, takut sekali bila krisis politik ini menyasar saudara-saudara Young Lady sesama minoritas. Bagaimana jika para iblis pengincar kekuasaan itu melukai orang Tionghoa, orang Manado Borgo, para Habib keturunan Arab, orang Aceh Jaya keturunan Portugis bermata biru, warga suku Linggong, dan orang Dayak Punan bermata biru? Dalam berbagai konflik politik, sering kali minoritaslah yang jadi korban.

Keselamatan saudara-saudara etnis Tionghoalah yang paling dicemaskan Young Lady cantik. Makanya Young Lady berusaha memberikan kasih sayang lebih untuk mereka. Akhir-akhir ini, Young Lady banyak mendoakan mereka. Mei 98, kita menolak lupa. Telah banyak luka dan kesakitan yang mereka derita.

Anyway, tidakkah kalian berempati sedikiiiit saja pada minoritas? Perjuangan minoritas lebih berdarah-darah dibandingkan kalian. Minoritas di negeri kita harus melawan diskriminasi, berjuang agar tetap hidup, dan berdamai dengan luka kolektif di masa lalu.

Kalau di Harry Potter, Dumbledore dan Arthur Weasley disebut "pencinta Muggle". Kali ini, biar saja Young Lady disebut "Pecinta Tionghoa", "pecinta Manado Borgo", "pecinta Aceh Jaya bermata biru", dan pecinta/penyayang minoritas lainnya. Yah kenyataannya begitu kok. Young Lady ini minoritas, banyak teman juga minoritas, sampai orang-orang terdekat pun minoritas. So what? Kasih sayang Young Lady cantik memang banyak tercurah buat mereka. Wajar dong kalau Young Lady cemas dengan people power.

Ini sih sentilan aja ya, buat orang-orang haus kekuasaan dan pelaku makar. Kalian nggak pantas tinggal di Indonesia. Harusnya orang jahat kayak kalian dicabut status kewarganegaraannya. Trus kalian dilempar ke Segitiga Bermuda, hilang di Samudera Antartika, dehidrasi di Gurun Sahara, pergi ke luar angkasa, hipotermia di Kutub Utara, dan lenyap ditelan Blackhole. Indonesia tak butuh orang pecinta perang-perangan kayak kalian. Kalian itu parasit!

Mau protes karena disangka melanggar HAM? Apa peristiwa 98, pembantaian 65, kejahatan atas nama SARA, dan ledakan bom tiga gereja Surabaya bukan pelanggaran HAM? Ngaca dululah.

Untuk para minoritas, sebaiknya berhati-hatilah di tanggal 21 dan 22 Mei. Kalau bisa, jangan keluar rumah bila tidak ada sesuatu yang urgen. Jaga diri, harta, dan orang-orang tercinta kalian. Tuhan selalu bersama kita.

Kompasianer, cemaskah kalian dengan people power?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun