Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Oposisi Tak Berkelas, People Power, dan Kecemasan Young Lady

20 Mei 2019   06:00 Diperbarui: 20 Mei 2019   06:02 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sidang DPR (Kompas.com)

Bila 02 benar-benar negarawan sejati, dia takkan mengorbankan perdamaian Indonesia demi obsesinya sendiri. Bila 02 sungguh mencintai Indonesia, dia dan kroni-kroninya takkan memainkan politik identitas. Dan bila kubu 02 menyayangi negeri ini berikut seluruh rakyatnya, dia takkan merekrut sejumlah geng pengacau macam FPI-HTI untuk melakukan people power.

Satu kecemasan lain membesar di hati Young Lady cantik bermata biru. Young Lady takut, takut sekali bila krisis politik ini menyasar saudara-saudara Young Lady sesama minoritas. Bagaimana jika para iblis pengincar kekuasaan itu melukai orang Tionghoa, orang Manado Borgo, para Habib keturunan Arab, orang Aceh Jaya keturunan Portugis bermata biru, warga suku Linggong, dan orang Dayak Punan bermata biru? Dalam berbagai konflik politik, sering kali minoritaslah yang jadi korban.

Keselamatan saudara-saudara etnis Tionghoalah yang paling dicemaskan Young Lady cantik. Makanya Young Lady berusaha memberikan kasih sayang lebih untuk mereka. Akhir-akhir ini, Young Lady banyak mendoakan mereka. Mei 98, kita menolak lupa. Telah banyak luka dan kesakitan yang mereka derita.

Anyway, tidakkah kalian berempati sedikiiiit saja pada minoritas? Perjuangan minoritas lebih berdarah-darah dibandingkan kalian. Minoritas di negeri kita harus melawan diskriminasi, berjuang agar tetap hidup, dan berdamai dengan luka kolektif di masa lalu.

Kalau di Harry Potter, Dumbledore dan Arthur Weasley disebut "pencinta Muggle". Kali ini, biar saja Young Lady disebut "Pecinta Tionghoa", "pecinta Manado Borgo", "pecinta Aceh Jaya bermata biru", dan pecinta/penyayang minoritas lainnya. Yah kenyataannya begitu kok. Young Lady ini minoritas, banyak teman juga minoritas, sampai orang-orang terdekat pun minoritas. So what? Kasih sayang Young Lady cantik memang banyak tercurah buat mereka. Wajar dong kalau Young Lady cemas dengan people power.

Ini sih sentilan aja ya, buat orang-orang haus kekuasaan dan pelaku makar. Kalian nggak pantas tinggal di Indonesia. Harusnya orang jahat kayak kalian dicabut status kewarganegaraannya. Trus kalian dilempar ke Segitiga Bermuda, hilang di Samudera Antartika, dehidrasi di Gurun Sahara, pergi ke luar angkasa, hipotermia di Kutub Utara, dan lenyap ditelan Blackhole. Indonesia tak butuh orang pecinta perang-perangan kayak kalian. Kalian itu parasit!

Mau protes karena disangka melanggar HAM? Apa peristiwa 98, pembantaian 65, kejahatan atas nama SARA, dan ledakan bom tiga gereja Surabaya bukan pelanggaran HAM? Ngaca dululah.

Untuk para minoritas, sebaiknya berhati-hatilah di tanggal 21 dan 22 Mei. Kalau bisa, jangan keluar rumah bila tidak ada sesuatu yang urgen. Jaga diri, harta, dan orang-orang tercinta kalian. Tuhan selalu bersama kita.

Kompasianer, cemaskah kalian dengan people power?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun