"Ayah...cepat sembuh ya. Tadi Jose liat bercak-bercak darah di kamar mandi. Jose sedih kalau Ayah kayak gini terus. Mendingan Jose aja yang sakit."
Hening. Ayah Calvin terenyak. Hatinya semakin pedih.
"Ayah itu beda, Ayah itu spesial. Jose nggak punya Bunda. Andrio, Livio, sama Hito udah pergi. Jose cuma punya Ayah...kalau Ayah nggak ada, Jose sama siapa?" lanjut Jose, suaranya bergetar.
Perih, perih sekali. Jose sungguh-sungguh kesepian dan butuh dirinya. Lagi-lagi Jose membisikkan kalimat itu. Kalimat menggetarkan.
"Jose cinta Ayah Calvin Wan karena Allah..."
Mata Ayah Calvin berkaca-kaca. Ia bangun, lalu memeluk Jose erat.
** Â Â
"Ayah...kenapa perginya nggak sama supir aja? Ayah kan masih sakit," Jose protes.
Ayah Calvin hanya tersenyum. Wajahnya masih pucat. Ia memaksakan diri menyetir mobil.
Mereka pergi saat senja. Jose lega Ayahnya telah kembali. Meski begitu, ia cemas.
"Ayah sudah minum obat?" tanya Jose penuh perhatian.