Saat Ayah Calvin kembali, didapatinya Jose bersedih. Wajah Jose lebih pucat dari wajah Ayahnya.
"Jose nggak mau ditinggal Ayah...nggak mau."
Ayah Calvin memeluk Jose tanpa kata. Tidak membentak galak, tidak juga mencoba membuatnya mengerti. Hanya memeluknya, itu saja.
Punggung Ayah Calvin sakit, teramat sakit. Pelukannya bertambah erat. Walau tak mengeluh, Jose tahu Ayahnya kesakitan.
"Ayah Calvin selalu hidup di sini..." Jose menunjuk dadanya.
"Kalau Ayah meninggal, Jose harus tetap semangat ya." pinta Ayah Calvin lembut.
Jose menggeleng kuat. Tidak, Ayah Calvin harus bertahan. Umur Ayah Calvin pastilah panjang.
"Aku mau rawat Ayah sampai sembuh." balas Jose yakin.
Ayah Calvin menghela nafas berat. Mengusap-usap rambut Jose.
"Mungkin 10 tahun lagi Ayah ingin istirahat, Sayang." ujarnya.
"Ayah istirahat dari yayasan, Ayah istirahat ngurus perusahaan. Jadinya, Ayah bisa lebih banyak nulis, jalan-jalan sama Jose, dan bacain buku buat Jose." sela Jose cepat. Ia takut bila Ayahnya punya maksud lain dalam kata 'istirahat'.