Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Selamat Hari Penghapusan Diskriminasi Rasial, Sayang

22 Maret 2019   06:00 Diperbarui: 22 Maret 2019   06:11 259
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai kapan pun...

Air mata Dokter Anastasia berjatuhan.

"Tian...aku hanya tak ingin kau terlalu dekat dengan mereka." Bisiknya.

**    

-Semesta Calvin

Teori relativitas itu benar, benar adanya. Satu jam perjalanan dari rumah sakit ke lereng bukit terasa setahun. Calvin tak sabar ingin segera bertemu putranya.

Hamparan kebun teh memanjakan pandangan. Malaikat tampan bermata sipit berbahagia, langit pun ikut menampakkan cerahnya. Langit biru bersih tak berawan. Biru, sebiru mata anak itu. Anak yang dirindu-rindukannya seminggu terakhir.

Sedan putih itu terus meluncur menaiki perbukitan. Samar terlihat villa mewah bertingkat dua berhias air mancur dan kolam kecil. Sampai di halaman villa, Calvin menghentikan mobilnya.

Apa yang terjadi berikutnya sudah diduga. Begitu turun dari mobil...

"Ayah!"

Anak lelaki bermata biru itu melompati tangga marmer. Ia berlari dengan lengan terentang. Menjauh dari tiga pengasuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun