Sampai kapan pun...
Air mata Dokter Anastasia berjatuhan.
"Tian...aku hanya tak ingin kau terlalu dekat dengan mereka." Bisiknya.
** Â Â
-Semesta Calvin
Teori relativitas itu benar, benar adanya. Satu jam perjalanan dari rumah sakit ke lereng bukit terasa setahun. Calvin tak sabar ingin segera bertemu putranya.
Hamparan kebun teh memanjakan pandangan. Malaikat tampan bermata sipit berbahagia, langit pun ikut menampakkan cerahnya. Langit biru bersih tak berawan. Biru, sebiru mata anak itu. Anak yang dirindu-rindukannya seminggu terakhir.
Sedan putih itu terus meluncur menaiki perbukitan. Samar terlihat villa mewah bertingkat dua berhias air mancur dan kolam kecil. Sampai di halaman villa, Calvin menghentikan mobilnya.
Apa yang terjadi berikutnya sudah diduga. Begitu turun dari mobil...
"Ayah!"
Anak lelaki bermata biru itu melompati tangga marmer. Ia berlari dengan lengan terentang. Menjauh dari tiga pengasuhnya.