Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[3 Pria, 3 Cinta, 3 Luka] Piano Putih, Mata Biru, dan Lapisan Es

20 Februari 2019   06:00 Diperbarui: 20 Februari 2019   06:19 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Istana kesenangan runtuh perlahan. Surat pribadi ia buka. Mata Dokter Tian berembun. Senyum menghilang di balik bulir bening.

Pernah didengarnya rumor dua ribu warga dari sebuah desa terpencil beramai-ramai mendaftarkan diri sebagai pendonor mata. Mereka siap mendonorkan mata ketika nyawa dicabut Izrail. Mulia, mulia sekali. Di Indonesia, kesadaran mendonorkan mata masih rendah.

Dua ribu banding satu. Dokter Tian tetap lebih terharu melihat keseriusan satu sosok inspiratif yang ingin melakukan niat mulia.

"Calvinku..." desah Dokter Tian, matanya berkaca-kaca.

**     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun