Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Langit Seputih Mutiara] Al Quran Merangkul Parrita

28 Januari 2019   06:00 Diperbarui: 28 Januari 2019   06:01 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Abi Assegaf, para pengisi acara ruang agama Buddha sudah datang." kata Bunda Rika.

"Ok. Suruh mereka masuk." perintah Abi Assegaf.

Tujuh orang berwajah oriental datang. Syifa langsung teringat Calvin. Tapi, jelas Calvin berbeda dengan mereka. Abi Assegaf menyambut hangat tujuh orang itu. Ia begitu ramah dan terbuka. Hari Sabtu minggu kedua, jadwalnya siaran ruang agama Buddha.

Syifa keliru. Bukan tujuh orang yang akan mengisi, tetapi sembilan. Dua orang terakhir masuk belakangan. Seorang remaja perempuan berkulit putih dengan mata sipit, dan...

"Ibu Kamila?" desisnya.

Ya, tak salah lagi. Perempuan bercelana panjang putih dan berambut pendek itu Kamila. Senyum Syifa memudar. Ditatapinya Abi Assegaf, kalut.

"Nanti saya yang akan menyanyi. Ini file minus one-nya." kata si gadis belia, meletakkan sebentuk flashdisk.

Abi Assegaf membantu gadis itu memindahkan file dengan lembut. Semua pengisi acara diperlakukannya dengan penuh kasih, termasuk Kamila. Tangan Syifa terkepal erat. Sungguh, dia tak suka Abinya dekat-dekat dengan Kamila.

Terlihat Kamila berusaha menempel Abi Assegaf. Tidak, ia tak bisa dibiarkan. Syifa bangkit, pelan mendorong bahu Kamila hingga akhirnya ia berada tepat di samping ayahnya.

"Syifa Sayang...duduk dulu, Nak. Abi masih mengurusi pengisi acara ruang agama Buddha."

Syifa tak bergeser dari tempatnya. Terus saja dia merapat pada Abi Assegaf. Bahkan, beberapa kali ia bergelayut manja di lengan pria itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun