"Kamu stress, Nak? Atau kelelahan?"
Lelah Abi Assegaf menunggu. Jarum jam berputar melewati angka enam. Anak angkatnya tak juga pulang. Bukannya pelukan hangat Adica, ia malah dihadiahi luka baru dari Jadd Hamid.
Luka itu digoreskan secara virtual. E-mail berantai. Isinya larangan agar Abi Assegaf tak menjadi pemeran utama.
Larangan menjadi pemeran utama. Konsentrasi Adica terpecah. Uraian Dokter Tian lolos dari kepalanya. E-mail dari Jadd Hamid sungguh mengganggu.
Dengan hati galau, ia keluar ruangan. Betapa herannya ia melihat Calvin masih di sana. Dua pria tampan itu saling tatap. Tanpa kata, keduanya mengeluarkan biola dan piano digital.
Yaa...
Aku mengerti betapa sulit untuk kembali
Dan mempercayai penipu ini
Sekali lagi
Pemeran utama hati