Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Langit Seputih Mutiara] Memasak karena Cinta

11 Januari 2019   06:00 Diperbarui: 11 Januari 2019   06:01 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Pixabay.com

"Oh, jadi kamu yang membuatkanku bekal makan siang tiap hari?" desahnya.

Mau tak mau Gabriel mengangguk. Kemuraman menyelimuti wajah tampannya. Berbanding terbalik dengan Syifa. Ia begitu excited.

Sejurus kemudian, Syifa melangkah ke samping Gabriel. Memperhatikan gerakan tangannya, menatapi wajahnya. Setiap gerakan Gabriel tak luput dari radar penglihatan. Rasa kagum kian buncah. Ternyata perawat satu itu pintar juga menyenangkan hati orang lain.

Syifa yakin, yakin seyakin-yakinnya bila perawat berpostur tinggi dengan bentuk tubuh berisi itu memasak karena cinta. Lihat saja pancaran matanya selama memasak. Lihat saja sabarnya ia saat menunggu nasi matang, mencetaknya, menanti gelegak saus dari campuran kecap Inggris itu menggelegak di panci...semuanya dia lakukan dengan sabar. Gabriel memasak tanpa marah dan emosi negatif. Bila memasak tanpa emosi negatif, hasilnya pun akan enak.

Enam pelayan menyingkir. Mereka tahu diri. Mereka lihat saja dari kejauhan. Kekaguman yang sama membasahi hati. Ingin rasanya memasak setulus itu. Lihatlah, bahkan memasak pun harus tulus dari hati.

Tatapan kagum Syifa membakar kecemburuan Adica. Jangan kira ia tidak lihat. Violinis itu terprovokasi rasa cemburu. Love is never without jealousy.

**    


Aku sadar kalau kini

Kita sudah semakin menjauh

Sempat aku berpikir

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun