Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Langit Seputih Mutiara] Dunia Wanita

28 Desember 2018   06:00 Diperbarui: 28 Desember 2018   06:04 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adica dan Arlita duduk bersisian di kotak siaran. Mereka menjumpai pendengar di udara. Dengarlah bagaimana interaksi ibu dan anak itu.

"97.6 FM Refrain Radio, Brilian and Inspiratif. Selamat sore, pendengar. Kali ini saya, Adica Wirawan Assegaf, akan menemani Anda dalam acara Dunia Wanita. Seperti biasa, Dunia Wanita menghadirkan sosok-sosok wanita inspiratif..."

Sungguh tak terduga. Program Dunia Wanita dipandu penyiar pria. Tapi, kali ini spesial. Adica ingin mewawancarai Umminya.

"Pendengar, ibu adalah sosok wanita pertama yang kita kenal. Bahkan, ada yang mengatakan bila cinta pertama anak laki-laki adalah ibunya. Ibu berperan penting dalam pengasuhan anak dan pemberian kasih sayang. Walau tak mutlak sepenuhnya tugas ibu, akan tetapi seorang ibu yang baik semestinya memberikan kasih sayang untuk anak." Adica membawakan pengantar dengan suara empuknya.

Kedua ibu jari Arlita terangkat. Good boy, bisik hati kecilnya. Ia penyiar serba bisa.

"Di studio kita telah kedatangan sosok wanita inspiratif. Dia tak hanya sukses sebagai model dan pemilik butik, tetapi juga sebagai istri dan ibu yang hebat. Siapa dia? Arlita Maria Anastasia Assegaf. Selamat sore, Arlita."

Di udara, jangan harap Adica akan memanggil Arlita dengan sebutan Ummi. Bukannya tak sopan, bukan pula tak hormat. Hanya menjaga profesionalitas.

"Selamat sore..." balas Arlita ramah.

"Kabar baik, Arlita?"

"Alhamdulillah."

Mulailah Adica mewawancarai Umminya. Ia bersikap profesional. Tak melibatkan perasaan sebagai anak. Sesi wawancara ini pure antarra penyiar dengan narasumber.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun