Waktu cepat sekali berlalu ya. Sebentar lagi, kita akan meninggalkan 2018 dan beralih ke tahun 2019. Satu tahun bergulir cepat. Rasanya baru kemarin memasuki 2018, sekarang kita harus berpisah dengannya.
Buat Young Lady cantik, setahun bukanlah waktu yang singkat untuk merangkai banyak kejadian. Tahun ini, banyak yang telah terjadi di Indonesia, di Kompasiana, dan di dalam diri Young Lady sendiri. So, apa saja yang terjadi?
Penguasaan 51% saham Freeport untuk Indonesia. Pencapaian luar biasa yang dilakukan Presiden kita tercinta. Ingin rasanya Young Lady memeluk bapak ganteng Papinya Mas Kaesang itu kalau bisa dan kalau diizinkan. Prestasinya sungguh luar biasa. Sulit, sangat sulit. Tapi bukannya tidak bisa, kan?
Semester akhir yang memberatkan. Young Lady banyak dipertemukan dengan teman rasa pengkhianat. Teman rasa bully juga ada. Young Lady membatasi jarak dengan mereka. Biar saja Young Lady nggak punya teman. Biar saja Young Lady kesepian kayak lagunya Dygta.
10 tahun karier penyanyi tampan Afgan Syahreza di dunia hiburan tanah air. Album Dekade diluncurkan untuk menandai satu dekade berkariernya. Album ini berisi 14 lagu. Ada lagu-lagu baru, ada pula lagu-lagu lama yang diaransemen dan dimasukkan ulang. Lagu barunya antara lain Love Again, Sudah, Take Me Back, Heaven, dan Setia Menunggu.
Titik balik dengan si malaikat tampan bermata sipit "Calvin Wan". 4 bulan yang berkesan ketika ia berubah menjadi story teller yang baik. Menyisihkan waktu setiap hari untuk membacakan novel pembangun jiwa, Ayat-Ayat Cinta 2. Suaranya bagus, empuk dan enak didengar. Karakter suaranya seperti news anchor di radio berita. Pikir Young Lady, ia punya basic dan tallent di bidang itu. Dari situ, sisi penyayangnya mulai terlihat untuk Young Lady. Entah untuk yang lain.
Kabar difilmkannya Bumi Manusia. Karya fenomenal Pramoedya Ananta Tour itu akan diekranisasi ke dalam bentuk film oleh Falcon Pictures. Kontroversi hadir saat Iqbaal Ramadan didapuk sebagai Minke.
Rasisme dan diskriminasi yang diterima Young Lady saat penyelenggaraan kegiatan akademik Tutorial Seminar Pendidikan Agama Islam. Nyaris saja Young Lady cantik tidak lulus kegiatan bodoh berbalut rasis itu. Namun, pada akhirnya kebenaran tetap menang.
Ledakan bom di tiga gereja sekaligus di Surabaya pada 13 Mei 1998. Kejadian biadab yang luar biasa menguras hati. 20 tahun lalu, di tanggal yang sama, ada peristiwa berdarah yang melukai etnis Tionghoa. Lalu, terulang lagi peristiwa mematikan yang menghancurkan hati umat Kristiani.
Meninggalnya Kompasianer baik hati dan berbakat Mas Wahyu Suprihadi Eko Sasono a.k.a Mas Cinta tanggal 16 Mei 2018. Mas Wahyu meninggal karena penyakit jantung yang dideritanya. Pertama kali mendapat kabar itu, air mata Young Lady tumpah. Young Lady bersedih bersama "Calvin Wan". Dia juga yang pertama kali mengabarkan berita kematian itu.
Blog competition paling kece badai di Kompasiana. Berlangsung selama sebulan penuh. Kompasianer ditantang menulis artikel selama Ramadhan dengan tema yang telah ditentukan. Hadiah utamanya, wow menarik: iPhone X. Walaupun bukan pemenang, tapi Young Lady senang bisa mengikutinya. Mudah-mudahan tahun depan ada blog competition yang lebih wow lagi.
Kasih sayang full time dari malaikat tampan bermata sipitku "Calvin Wan". Beruntungnya Young Lady didampingi pria seperti itu. Sudah baik, tampan lahir-batin, pintar, setia, sabar, lembut, dan penyayang. Kehadirannya sungguh terasa berarti saat Young Lady dihantam berbagai kabar buruk selama seminggu. Young Lady tak mau kehilangan dirinya.
Program KKN (Kuliah Kerja Nyata) yang penuh masalah. Perselingkuhan dalam kelompok, teman-teman yang tidak pengertian, luka yang terinfeksi di tengah kegiatan, dan ketidakharmonisan dalam lingkaran pertemanan. Bukan kegiatan yang indah untuk dikenang.
Pelaksanaan Asian Games 2018 di Indonesia. Negara kita menjadi tuan rumah untuk pesta olahraga se-Asia itu dari tanggal 18 Agustus sampai 2 September. Perhelatan berlangsung di Jakarta dan Palembang. Indonesia mendapat peringkat 4 dengan raihan 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Ajang ini bukannya datar-datar saja. Asian Games 2018 diwarnai aksi sensual Jojo, pelukan dramatis Jokowi-Prabowo, dan banyak aksi kece lainnya.
Mundurnya Isjet sebagai COO Kompasiana. Kekuasaan tertinggi di Kompasiana beralih pada Nurulloh. Isjet mundur tepat ketika Kompasiana memasuki satu dekade.
Terbitnya buku antologi cerpen karya kolaborasi beberapa Kompasianer: Desol, Lilik Fatimah Az Zahra, Mas Wahyu, Tutut Setyorinie, S Aji, dan Young Lady cantik. Buku itu diterbitkan Jentera Pustaka. Young Lady bangga bisa menulis bersama mereka.
Melemahnya nilai tukar Rupiah terhadap Dollar. Kurs anjlok hingga 15.4000. Resesi investasi. Dunia bisnis seakan lesu seketika. Namun, Young Lady tak percaya bila ada yang mengatakan ini kutukan.
Rezeki Allah datang untuk Young Lady. Young Lady cantik diberi kesempatan bergabung di sebuah lembaga penyiaran publik. Mulanya hanya sebagai penulis filler, lalu sempat menjadi presenter.
Terpilihnya beberapa newbie sebagai nominator Kompasiana Award 2-018. Pilihan yang mengagetkan. Sebab, Kompasiana melanggar terms and conditions yang dibuatnya sendiri.
Artikel ilmiah Young Lady yang berjudul Slanting Eyes, Blue Eyes, and Views About Non Native in Kompasiana.com: A Critical Discours Analysis masuk jurnal internasional SSRN. Alhamdulillah, thanks God. Gegara itu, Young Lady jadi makin dikenal adik tingka. Padahal Young Lady sama sekali tidak kenal mereka.
Musibah gempa bertubi-tubi di Lombok. Disusul gempa 7 SR dan tsunami di Palu. Lombok, Palu, Sigi, dan Donggala luluh lantak. Beginilah risikonya tinggal di negara yang meliputi ring of fire.
Prestasi hebat dari sahabat Kompasianer sekaligus Ayah Puisi kita di Kompasiana: Pak Tian. Bapak kece dari Bangka ini menggeliatkan virus sastra di Bangka Belitung dengan menerbitkan antologi puisi berjudul Hujan Kata Kota Logam. Ia menyusun antologi puisi itu bersama beberapa rekannya sesama pegiat sastra. Inspiratif, kan? Of course. Applause buat Pak Tian.
Pesawat Lion Air JT610 jatuh di Perairan Tanjung Karawang. Pesawat itu mengangkut 189 orang. Sejumlah pejabat dan ASN dari Kementerian Keuangan menjadi korban. Air mata Kepala Basarnas berikut ungkapan "Kami bukan manusia super" menjadi drama yang menyentuh dalam peristiwa ini.
Kubu oposisi mempertontonkan kekonyolan di panggung politik. Mulai dari cemoohan rasis tentang Tampang Boyolali. Belum lagi tentang tempe setipis kartu ATM, uang seratus ribu, 99% rakyat Indonesia miskin, Indonesia punah, kebohongan Ratna Sarumpaet, dan kemiskinan di Indonesia seperti di Afrika. Pembalikan fakta yang kelewatan.
Pertemuan Young Lady dengan ayah-ayah ganteng dan inspiratif "Abi Assegaf". Ada wanita yang cemburu. Padahal jelas konteksnya beda dan tidak mungkin lebih dari itu. Cemburu menguras hati itu mengantarkan Young Lady pada percakapan dan komentar negatif.
Tsunami di Banten dan Lampung. Kejadian itu menambah duka Indonesia. Belum kering air mata ibu pertiwi setelah rentetan bencana sebelumnya, kini hadir lagi bencana baru. Fenomena tak biasa, sebab tsunami kali ini hadir tanpa gempa. Personel band Seventeen dan komedian AA Jimmy menjadi korban. Tsunami ini diakibtkan erupsi anak Gunung Krakatau.
Adanya web series di Kompasiana berjudul Keluarga Somad. Awalnya, web series itu idenya pertama kali dilemparkan Young Lady. Young Lady sempat menyarankan untuk mengambil ide cerita dari para fiksianer. Namun, ternyata Kompasiana lebih suka bekerja sendiri tanpa melibatkan para fiksianernya.
Perkenalan dan interaksi menyenangkan dengan beberapa Kompasianer yang baru dikenal tahun ini. Walau belum pernah bertemu di kehidupan nyata, Young Lady merasakan interaksi yang hangat dan bersahabat dari mereka. Mereka Kompasianers yang menarik buat Young Lady. Ada Bu Nursini Rais, seorang pensiunan guru yang tetap produktif menulis di usia senja. Sempat memanggil dirinya sendiri Bunda di kolom komentar salah satu artikel cantik Young Lady.Â
Tapi, Young Lady tetap memanggilnya Ibu. Karena Bundanya Young Lady di Kompasiana Cuma satu: Bunda Dinda Pertiwi. Lalu ada Ibu Hennie Engglina, dengan tulisan-tulisan humanioranya yang menggetarkan. Menurut Young Lady, Ibu Hennie sangat berani menyuarakan pendapatnya. Ada Pak Ahmad Saukani, penulis yang juga tetap konsisten dan rajin di usia yang tak lagi muda. Salah satu pembaca setianya Young Lady.Â
Last but not least, satu Kompasianer yang punya tulisan-tulisan filsafat yang keren luar biasa. Akademisi ini pintar dan brilian. Dia memanggil Young Lady dengan sebutan "Jeng" atau "Diajeng" Maurin. Terima kasih pada Profeserku yang baik, Prof. Dr. Apolo Dato yang telah setia mengikuti kisah cantik Tulang Rusuk Malaikat dan Langit Seputih Mutiara. Prof. Apolo pengagum Arlita, kan? Ok, sosok cantik itu akan selalu ada. Arlita memang mengagumkan, sama seperti pasangannya.
Young Lady cantik mendapat kehormatan menulis naskah sandiwara radio Pemilu berjudul Rahasia 17 April. Sandiwara itu permintaan dari pusat, untuk kebutuhan menyambut Pemilu 2019. Sesuai jadwal, sandiwara radio satu episode itu akan disiarkan Januari 2019. Thanks to Allah, Pro 1, malaikat tampan bermata sipitku "Calvin Wan", dan "Abi Assegaf".
Selamat tinggal 2018, selamat datang 2019. Kompasianers, kejadian mana yang paling berkesan menurut kalian? Apa yang terjadi pada kalian sepanjang tahun 2018? Coba cerita sama Young Lady. Young Lady siap dengarkan cerita kalian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI