Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kaleidoskop 2018, Apa yang Terjadi?

27 Desember 2018   06:00 Diperbarui: 27 Desember 2018   06:23 439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pixabay.com

Pesawat Lion Air JT610 jatuh di Perairan Tanjung Karawang. Pesawat itu mengangkut 189 orang. Sejumlah pejabat dan ASN dari Kementerian Keuangan menjadi korban. Air mata Kepala Basarnas berikut ungkapan "Kami bukan manusia super" menjadi drama yang menyentuh dalam peristiwa ini.

Kubu oposisi mempertontonkan kekonyolan di panggung politik. Mulai dari cemoohan rasis tentang Tampang Boyolali. Belum lagi tentang tempe setipis kartu ATM, uang seratus ribu, 99% rakyat Indonesia miskin, Indonesia punah, kebohongan Ratna Sarumpaet, dan kemiskinan di Indonesia seperti di Afrika. Pembalikan fakta yang kelewatan.

Pertemuan Young Lady dengan ayah-ayah ganteng dan inspiratif "Abi Assegaf". Ada wanita yang cemburu. Padahal jelas konteksnya beda dan tidak mungkin lebih dari itu. Cemburu menguras hati itu mengantarkan Young Lady pada percakapan dan komentar negatif.

Tsunami di Banten dan Lampung. Kejadian itu menambah duka Indonesia. Belum kering air mata ibu pertiwi setelah rentetan bencana sebelumnya, kini hadir lagi bencana baru. Fenomena tak biasa, sebab tsunami kali ini hadir tanpa gempa. Personel band Seventeen dan komedian AA Jimmy menjadi korban. Tsunami ini diakibtkan erupsi anak Gunung Krakatau.

Adanya web series di Kompasiana berjudul Keluarga Somad. Awalnya, web series itu idenya pertama kali dilemparkan Young Lady. Young Lady sempat menyarankan untuk mengambil ide cerita dari para fiksianer. Namun, ternyata Kompasiana lebih suka bekerja sendiri tanpa melibatkan para fiksianernya.

Perkenalan dan interaksi menyenangkan dengan beberapa Kompasianer yang baru dikenal tahun ini. Walau belum pernah bertemu di kehidupan nyata, Young Lady merasakan interaksi yang hangat dan bersahabat dari mereka. Mereka Kompasianers yang menarik buat Young Lady. Ada Bu Nursini Rais, seorang pensiunan guru yang tetap produktif menulis di usia senja. Sempat memanggil dirinya sendiri Bunda di kolom komentar salah satu artikel cantik Young Lady. 

Tapi, Young Lady tetap memanggilnya Ibu. Karena Bundanya Young Lady di Kompasiana Cuma satu: Bunda Dinda Pertiwi. Lalu ada Ibu Hennie Engglina, dengan tulisan-tulisan humanioranya yang menggetarkan. Menurut Young Lady, Ibu Hennie sangat berani menyuarakan pendapatnya. Ada Pak Ahmad Saukani, penulis yang juga tetap konsisten dan rajin di usia yang tak lagi muda. Salah satu pembaca setianya Young Lady. 

Last but not least, satu Kompasianer yang punya tulisan-tulisan filsafat yang keren luar biasa. Akademisi ini pintar dan brilian. Dia memanggil Young Lady dengan sebutan "Jeng" atau "Diajeng" Maurin. Terima kasih pada Profeserku yang baik, Prof. Dr. Apolo Dato yang telah setia mengikuti kisah cantik Tulang Rusuk Malaikat dan Langit Seputih Mutiara. Prof. Apolo pengagum Arlita, kan? Ok, sosok cantik itu akan selalu ada. Arlita memang mengagumkan, sama seperti pasangannya.

Young Lady cantik mendapat kehormatan menulis naskah sandiwara radio Pemilu berjudul Rahasia 17 April. Sandiwara itu permintaan dari pusat, untuk kebutuhan menyambut Pemilu 2019. Sesuai jadwal, sandiwara radio satu episode itu akan disiarkan Januari 2019. Thanks to Allah, Pro 1, malaikat tampan bermata sipitku "Calvin Wan", dan "Abi Assegaf".

Selamat tinggal 2018, selamat datang 2019. Kompasianers, kejadian mana yang paling berkesan menurut kalian? Apa yang terjadi pada kalian sepanjang tahun 2018? Coba cerita sama Young Lady. Young Lady siap dengarkan cerita kalian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun