Di sendiriku
Seperti tinta biru
Yang takkan terhapus di hatiku (Isyana Sarasvati-Kuterimakan).
Abi Assegaf menyeka ujung mata. Arlita menatapnya lembut, penuh perhatian.
"Aku akan menerima dengan ikhlas bila hari ini hari terakhirku memiliki kalian."
Mendengar itu, Arlita dan kedua anaknya terenyak. Tidk, mereka tidak siap bila saat berpisah harus tiba sekarang.
"Abi, jangan begitu...Abi pasti sembuh. Syifa masih butuh Abi." Syifa memohon lirih.
"Aku akan jadi orang paling sedih saat Abi pergi." ujar Adica dengan suara tercekat.
Tak tega Abbi Assegaf mendengar nada kesedihan dua permata hatinya. Ditenangkannya Adica dan Syifa. Ia menyesal telah membuat mereka sdih.
Kemacetan berakhir setengah jam kemudian. Hujan mengguyur kian deras, langit seputih mutiara. Kabut tipis melayang-layang. Wiper bergerak pelan, membasuh tetes hujan.
Baru sepuluh menit mobil melaju, terlihat seseorang melambaikan tangan. Arlita dan Abi Assegaf melihatnya. Sesosok wanita berambut pendek dan berkulit putih melambai-lambai dengan wajah kalut. Kalung salib melingkari lehernya.