"Aku bermimpi kamu meninggalkanku...kamu seperti Rahmah yang meninggalkan Nabi Ayyub saat ia sakit."
"Astaga, jangan samakan aku dengan Rahmah. Tak pernah sedikit pun aku berniat meninggalkanmu."
Kedatangan seorang pelayan menyela mereka. Ada kiriman bunga untuk Arlita, begitu katanya. Sebuket krisan disodorkan. Kartu cantik berwarna ungu menempel di bagian atas buket. Ungu? Mungkinkah sang mantan kekasih sengaja menyelipkan makna di balik pemilihan warna kartu? Benar, dia menginginkan Arlita segera menjadi jandanya Assegaf.
"Keterlaluan Yonathan! Aku harus membuat perhitungan dengannya!" Arlita berseru marah.
"Tidak usah, Arlita. Mungkin saja dia benar. Aku tidak pantas lagi mendampingimu. Dia jauh lebih layak..." cegah Abi Assegaf perlahan.
Sedetik berselang, sebuah lagu terputar di Refrain Radio. Lagu yang cukup sering diputarkan para angkasawan.
Kau ada di sampingku
Yang selama ini
Jauh dari genggamanku
Aku pesimis