Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

[Langit Seputih Mutiara] Teh Menggetarkan Cinta

19 Desember 2018   06:00 Diperbarui: 19 Desember 2018   06:11 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Wangi teh membelai hidung mereka setiba di gerai. Mereka berdua memilih meja yang paling dekat dengan jendela. Dari situ, mereka leluasa memandangi rinai hujan.

Dua gelas Matcha Green tea menemani mereka. Nampan besar berisi pastry, cheesecake, martabak keju mozarella, pai buah, tart karamel, pastel, bolu gulung, brownies, panada, dan klapertart nyaris tak tersentuh. Syifa melempar pandang sangsi ke arah nampan besar itu.

"Aku tidak tahu siapa yang akan menghabiskan makanan begini banyak," gumamnya.

"Kita bisa bagikan sepulang dari sini. Jangan membuang makanan."

Perkataan Adica disambuti anggukan Syifa. Sepersekian menit mereka menyesap teh dalam diam. Sering kali tatapan mereka bertemu. Mengalirkan cinta tak terkatakan dari kedalaman hati.

Kue-kue di nampan tak tersentuh. Rasa lapar mereka lesap. Tergantikan detak-detak cinta. Luar biasa, cinta bisa mengendalikan rasa lapar.

"Syifa, aku butuh kamu..." lirih Adica, bersandar ke bahu Syifa.

"What do you need?" bisik Syifa.

"Your love, your affection."

Lengan Syifa melingkar di leher Adica. Keduanya berpelukan erat. Teh menyatukan mereka.

Jarak di antara mereka makin menyempit. Adica nampak begitu tampan. Syifa sangat menawan dan cantik, walau memakai gaun setengah basah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun