Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Langit Seputih Mutiara] Es Krim, Wanita Perusak dan Hidup Indah

1 Desember 2018   06:00 Diperbarui: 1 Desember 2018   06:06 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : Pixabay.com

Tangis Syifa tak berhenti juga. Kedua pundaknya bergetar hebat dalam isak. Dengan sabar, Abi Assegaf menenangkannya. Meyakinkan semuanya akan baik-baik saja.

Tidak, ini bukan pertanda kematian. Ini hanya petunjuk dari Allah agar Abi Assegaf tak jatuh di jalan yang salah. Telepon dari wanita perusak bernama Kamila itu nyaris membuat malam sunyinya berantakan. Allah menahan langkah Kamila untuk terus mendekati suami Arlita itu.

Setengah jam berselang, barulah Syifa kembali tenang. Ia kembali tertidur setelah ditenangkan, dibelai, dan dibacakan beberapa ayat Surah Ar-Rahman. Abinya pandai sekali menenangkan orang lain.

Mau tak mau, Abi Assegaf bersyukur dengan insiden kecil ini. Praktis dia tak perlu repot mencari cara mengakhiri dialog pengundang cemburu dengan Kamila. Agresif sekali perempuan itu. Diteleponnya Abi Assegaf larut malam. Dia mengeluh, berpura-pura sakit, minta perhatian, dan berdalih kehilangan semangat hidup. Benar-benar merepotkan menghadapi wanita kandidat pelakor macam Kamila.

Allah Maha Tahu. MataNya mengawasi benih-benih keburukan di hati Kamila. Perempuan tidak cantik yang menghalalkan segala cara untuk merebut suami orang. Sakit jadi alasan terbesar. Jangan sampai Abi Assegaf terperangkap kelicikan Kamila.

Syifa telah terlelap. Abi Assegaf mencium kening gadis itu, lembut menyelimutinya. Membisikkan selamat tidur. Lampu dimatikan, pintu kamar ditutup perlahan. Menyisakan desis AC dan rinai hujan di luar sana.

Tiba di koridor berdinding kaca, Abi Assegaf bersandar sejenak. Lega mengaliri sudut hati. Setidaknya, malam ini dirinya terselamatkan dari godaan iblis peselingkuh berwujud Kamila. Ia harus punya cara untuk melindungi diri dan keluarganya.

**    

 
Sunny, sunny,

Jantungku berdetak tiap ku ingat padamu

Sunny, sunny,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun