** Â Â Â
Calvin tergesa-gesa memasuki studio siaran. Melihat kedatangan kakaknya, Adica tertegun. Ia berhenti membaca naskah featurenya.
"Sorry...aku mengganggu ya? Tapi aku sudah minta izin sama Pak Sasmita." Calvin meminta maaf.
"Ada apa?" tanya Adica datar.
Bukannya menjawab, Calvin malah balik bertanya. "Boleh aku duduk?"
Adica menunjuk kursi di dekat perangkat komputer dan mixer tanpa kata. Calvin menduduki kursi empuk itu.
Keheningan berlalu dalam kecanggungan. Sungguh, Calvin tak punya alasan khusus datang ke sini. Dia hanya rindu adiknya. Adik yang telah lama dicari-cari, kini ada di hadapannya. Meski sang adik tak berselera mencintainya sebagai kakak.
"Ada apa kamu ke sini?" ulang Adica.
Sepersekian detik Calvin sibuk mencari-cari alasan. Nampaknya Adica tak suka berbasa-basi dengan Calvin. Benaknya mencetuskan sebuah ide.
"Sebentar lagi ulang tahun Abi Assegaf, kan? Bagaimana kalau kita buat surprise untuknya?"
Refleks Adica menepuk dahi. Bagaimana dia ini? Bisa-bisanya anak orang lain yang teringat memberi kejutan di hari ulang tahun ayahnya.