Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

"Langit Seputih Mutiara", Jangan Ucapkan Kata Pisah

15 November 2018   06:00 Diperbarui: 15 November 2018   06:08 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto : Pixabay.com

"Zaki Assegaf yang kukenal tidak begini..." ucap Arlita perlahan.

"Karena Zaki Assegaf yang sekarang sudah tidak berguna."

Sebagai seorang istri, ini cobaan untuk Arlita. Istri salihah dan tegar akan tetap mendampingi suaminya dalam kondisi apa pun. Dengan suara bergetar, Arlita membisikkan kata.

"Assegaf, jangan pernah ucapkan kata pisah. Sudah cukup kita menderita dalam tahun-tahun perpisahan. Benar, berpisah denganmu mudah. Menghapuskanmu dari hidupku, itu yang tersulit."

Air mata terjun bebas ke pipi Arlita. Tubuhnya berguncang menahan isak. Sedetik. Tiga detik. Lima detik, Abi Assegaf tersadar apa yang telah ia lakukan. Hatinya terhantam rasa bersalah.

Tangan kurus berjari panjang itu terulur. Lembut dihapusnya air mata Arlita. Abi Assegaf menarik tubuh Arlita ke pelukannya. Pedih mengaliri hati Arlita, pedih yang sama mengalir ke hatinya.

Dalam rengkuhan pemimpin Assegaf Group itu, Arlita tergugu. Gemetar tangannya mengusap-usap punggung Abi Assegaf. Belaian kasih seorang istri yang telah membulatkan janji untuk merawat suaminya.

"Assegaf, hatiku tak pernah rela...jika harus berpisah lagi denganmu."

"Maafkan aku, Arlita. Maaf..."

"Aku selalu takut tak pernah bisa memelukmu lagi...sungguh aku takut. Aku ingin kau yang jadi pendampingku dunia-akhirat."

Arlita takut tak pernah bisa memeluknya lagi? Sesuatu yang lembut menyentuh hati Abi Assegaf. Ruang pemahaman membuka. Masih ada yang butuh dirinya. Masih ada yang menginginkan dekapannya. Masih ada sepercik kasih darinya yang dinantikan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun