"Bukan hinaan, Silvi. Tapi kenyataan. Aku memang sakit...aku memang tidak berguna." kata Calvin jujur dan apa adanya.
Mendung menggumpal di mata biru Silvi. Melawan kesedihan, dilepasnya genggaman tangan Calvin. Ia naik ke atas panggung dan mulai bermain piano. Tatapannya terfokus pada Calvin selama membawakan lagu.
Lagu itu dialunkan dengan lembut oleh senar-senar biola. Musiknya teramat lembut, menyentuh ke titik nadir di dalam hati. Tanpa sadar, Abi Assegaf mendorong pintu kaca, kakinya membawanya meninggalkan balkon.
Abi Assegaf bernyanyi lembut. Silvi menyanyikan lirik dengan merdu. Di atas tempat tidurnya, dalam rasa sakit, Adica bermain biola. Bibir Calvin bergerak, menggumamkan lirik tanpa suara.
Tenanglah, kekasihku
Ku tahu hatimu menangis
Beranilah dan percaya
Semua ini pasti berlalu
Meski takkan mudah
Namun kau takkan sendiri