Apakah ku sanggup menjalaninya
Aku suka kamu
Meski rumahmu jauh
Aku rela karena ku sayang kamu (Afgan-Rumahmu Jauh).
Silvi mengulurkan tangan. Pelan menggenggam tangan Adica. Merasakan aliran darah berputar-putar cepat di telapaknya. Adica menyanyikan lagu untuknya, ia serasa lebih muda beberapa tahun.
"Sudah siap, Princess?" tanya Adica lembut.
"Apa pun aku siap asalkan bersamamu," sahut Silvi anggun.
Sejurus kemudian, Adica memasukkan kembali biolanya. Dibantunya Silvi naik ke sepeda. Mau tak mau, Silvi gugup. Ia takut dengan perjalanan seperti ini.
"Maaf ya, aku tak punya mobil. Aku hanya punya sepeda. Makanya tadi aku telat. Rumahmu jauh, harus naik bukit lagi." Adica tersenyum meminta maaf.
"No problem." balas Silvi, suaranya sedikit bergetar. Merasa insecured.
Sepeda balap itu melaju menuruni bukit. Silvi berteriak, refleks memeluk pinggang Adica. Sang pengayuh sepeda tersenyum puas. Sengaja menambah kecepatannya. Inilah yang dia inginkan.